JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyerukan kerja sama tingkat global dalam memerangi tindak kejahatan transnasional.
"Sangat penting bagi kita untuk memerangi kejahatan transnasional yang terorganisir dengan kolaborasi global," ujar Jokowi saat membuka Simposium Kejahatan Perikanan International di Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta, Senin (10/10/2016).
Kejahatan transnasional yang kini tengah dihadapi diantaranya pencurian ikan, penyelundupan barang dan manusia serta peredaran narkoba.
Tentang pencurian ikan, Presiden menegaskan bahwa tindak kejahatan itu memiliki dampak luar biasa bagi industri perikanan dan lingkungan hidup.
"Praktik illegal fishing telah mengurangi stok ikan dunia sebesar 90,1 persen," ujar Jokowi.
Data organisasi PBB, FAO tahun 2014, lanjut Jokowi, mencatat Indonesia berada di peringkat kedua produsen ikan laut dunia dengan tangkapan mencapai 6 juta ton per tahun.
Namun, Jokowi yakin, angka itu masih di bawah potensi maksimal. Pencurian ikan yang marak, menurut Jokowi, menjadi penghambat Indonesia mengoptimalkan potensi itu.
"Illegal fishing telah mengakibatkan kerugian ekonomi Indonesia sebesar USD 20 miliar per tahun, termasuk mengancam 65 persen terumbu karang kita," ujar Jokowi.
Oleh sebab itu, Jokowi mengajak negara lain untuk turut memerangi pencurian ikan. Ia juga berkomitmen terus menegakkan hukum di perairan Indonesia.