Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Roy Suryo, Podium Hari Kesaktian Pancasila Akan Diganti

Kompas.com - 04/10/2016, 14:42 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah mendengar polemik penggunaan warna merah putih pada podium saat peringatan upacara Hari Kesaktian Pancasila.

Untuk menghindari polemik, Jokowi setuju agar warna kain pada podium tersebut diganti sehingga tak lagi merah putih.

"Kalau Presiden Jokowi gampang saja. Ya sudah, tahun depan diganti saja karpet merah semua. Karena beliau tidak mau berpolemik dengan itu. Itu bukan substansi yang perlu dipolemikkan," kata Pramono, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/10/2016).

(Baca: Menurut Roy, Pertanyaannya soal Podium Merah Putih Tak Ada Tendensi Menyerang Siapa Pun)

Polemik penggunaan warna merah putih pada podium yang digunakan Jokowi saat upacara Hari Kesaktian Pancasila, sebelumnya dikritik Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo.

Roy mempertanyakan warna merah putih melalui akun Twitter-nya @KRMTRoySuryo. 

Pramono menegaskan, sebenarnya tidak ada yang salah dari penggunaan warna merah putih pada podium tersebut.

Warna merah dan putih itu tak bisa langsung dianggap sebagai bendera RI.

Dalam Undang-Undang tentang Bendera Kebangsaan, yang dimaksud dengan bendera RI adalah kain berukuran 2 x 3 berwarna merah dan putih dan dikibarkan di tiang bendera.

Selain itu, podium dengan warna merah putih serupa sudah digunakan setiap kali upacara Hari Kesaktian Pancasila sejak era Presiden kedua RI Soeharto hingga presiden keenam yang juga Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca: Roy Suryo: Soal Podium Merah Putih Jokowi, Tak Ada Salahnya Saya Bertanya...)

"Bahkan petinggi partai sebelumnya yang mempertanyakan itu, SBY ternyata juga memakai," ujar Pramono.

Hanya saja, lanjut politisi PDI-P ini, era media sosial yang ada sekarang membuat foto itu tersebar dengan cepat. Akibatnya, banyak netizen yang melihat dan timbul kesalahpahaman.

"Kemudian ini dianggap bisa katakanlah membuat rasa nasionalisme kita terganggu. Daripada berpolemik, ganti saja. Dengan ringan saja kok," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com