JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berencana meninjau langsung lokasi bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat.
"Nanti, (datang ke lokasi bencana) setelah tanggap darurat," ujar Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki di kantornya di Jakarta, Senin (26/9/2016).
Bencana banjir bandang menerjang Garut pada Rabu (21/9/2016). Artinya, tanggap darurat selesai dalam tujuh hari atau 28 September, jika tidak diperpanjang.
Presiden juga akan mencanangkan 'action plan' pemulihan kondisi lingkungan daerah aliran sungai Cimanuk, sungai penyebab banjir itu.
Laporan yang diterima Teten dan diteruskan ke Presiden, kerusakan lingkungan terjadi di daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk, mulai dari hulu hingga pada area pertengahan.
"Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu, 40 persen (lingkungan) di hulu sungai itu rusak," ujar Teten.
'Action plan' akan melibatkan kementerian terkait, yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Pertanian.
Meski demikian, Teten belum mengetahui apa pencanangan itu dilakukan saat Presiden datang ke lokasi bencana atau tidak. Namun, yang jelas pencanangan itu dilaksanakan setelah proses evakuasi korban rampung.
"Jadi fokusnya saat ini memang pencarian harus segera. Presiden memberikan arahan pencarian korban ditingkatkan," ujar Teten.
Hingga Minggu sore, tercatat 33 orang tewas dalam bencana itu. Sementara 20 orang lain hilang.
Kemudian, sebanyak 35 orang mengalami luka-luka dan 6.361 orang sudah mengungsi.
Selain itu, terdapat 2.049 rumah rusak. Jumlah itu meliputi 283 rumah hanyut, 605 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang dan 961 rumah rusak ringan.