Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Biasa Dipimpin Mantan Jenderal, Agus Yudhoyono Terlalu Cepat ke Politik?

Kompas.com - 23/09/2016, 08:27 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, menilai, Agus Harimurti Yudhoyono terlalu cepat untuk ditarik ke dunia politik dengan menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Sebab, Agus saat ini masih perwira menengah dengan pangkat mayor infanteri.

"Agus masih sangat muda, tak punya pengalaman politik apa pun, dan tak juga punya pengalaman militer yang cukup tinggi diajukan jadi cagub DKI Jakarta," kata Ikrar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/9/2016).

Ikrar membandingkan dengan Gubernur DKI terdahulu yang juga berasal dari militer, mulai dari Ali Sadikin, Tjokro Panolo, hingga Sutiyoso. Semuanya menjadi Gubernur DKI dengan modal pangkat letnan jenderal.

"Buat saya ngaco saja sih. Dia mau jadi panutan, panutan apa anak masih ingusan gitu. Apa warga Jakarta memercayai pengelolaan Jakarta dengan seorang yang masih berpangkat mayor?" ucap Ikrar.

(Baca: Maju di Pilgub DKI Jakarta, seperti Apa Sosok Agus Yudhoyono?)

Ikrar pun menilai, Agus sudah mengambil pertaruhan besar dengan meninggalkan karier militer dan terjun ke dunia politik. Jika sukses di pertarungan DKI 1, karier Agus bisa moncer dan berpeluang menjadi penerus ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi RI 1.

Namun, ia pesimistis, dengan pangkat dan pengalaman yang minim, Agus bisa sukses di dunia politik.

"Dalam demokrasi, butuh sistem kaderisasi berdasarkan merit sistem. Di Amerika, tidak ada masih berpangkat rendah maju jadi pemimpin. Tidak ada yg berpangkat rendahan. Dalam militer senioritas itu penting," ucap Ikrar.

Terlebih lagi, lanjut Ikrar, Agus yang berpasangan dengan Sylviana Murni harus menghadapi pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang memiliki elektabilitas cukup tinggi dan kinerjanya sudah terbukti.

(Baca: Demokrat Bantah Pencalonan Agus Yudhoyono Berbau Politik Dinasti)

"Sekarang apa yang bisa ditawarkan Agus dan Sylviana karena membangun Jakarta baru itu baru benar-benar dilaksanakan secara revolusioner di bawah Ahok-Djarot dan sebelumnya Jokowi-Ahok," ucap Ikrar.

Agus dan Sylviana diusung oleh empat parpol, yakni Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan.

Sebelumnya, pasangan Ahok-Djarot sudah lebih dulu mendaftar ke KPU dengan diusung PDI-P, Hanura, Golkar, dan Nasdem. Sementara itu, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera baru akan mengumumkan calonnya pada Jumat siang ini.

Kompas TV Mengenal Agus Yudhoyono Cagub DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com