Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Manila Informasikan Kondisi Tiga WNI yang Diculik Abu Sayyaf kepada Keluarga

Kompas.com - 20/09/2016, 18:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila, Filipina, telah mengabarkan keadaan tiga ABK yang telah lepas dari sekapan kelompok militan Abu Sayyaf kepada keluarga di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sekretaris Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Manila menjelaskan, hal itu sudah dilakukan KBRI pada Senin (19/9/2016) kemarin, sekaligus menerima ketiga para sandera ABK dari pemerintah Filipina.

"Kementerian Luar Negeri telah mengabarkan berita gembira ini kepada keluarga di Bulukumba, NTT," demikian keterangan pers, Selasa (20/9/2016).

"Keluarga juga menyampaikan rasa syukur dan berterima kasih atas upaya yang dilakukan oleh pemerintah," lanjut rilis tersebut.

Sebelum dipulangkan, ketiga WNI yang bernama Theodorus Kopong, Emmanuel dan juga Laurenz Koten akan menjalani post-trauma healing di Filipina. Ini sesuai dengan standar prosedur yang dimiliki oleh pemerintah.

"Proses penyembuhan ini sangat tergantung dari masing-masing kondisi sandera," lanjut KBRI Manila.

Diketahui bahwa pada Sabtu (17/9/2016) lalu, tiga sandera WNI yang merupakan ABK Kapal bernomor LD /114/5S milik Chia Tong Lin berbendera Malaysia sudah dapat dibebaskan oleh pasukan gabungan MNLF dan tentara Filipina.

Ketiganya merupakan warga NTT yang ditangkap oleh kelompok militan Abu Sayyaf pada 9 Juli 2016 saat sedang berlayar menangkap ikan di perbatasan perairan Filipina dan Malaysia.

(Amriyono Prakoso/Tribunnews.com)

Artikel ini tayang di Tribunnews.com dengan judul: "KBRI Manila Informasikan Kondisi Tiga WNI Korban Penculikan kepada Keluarga"

Kompas TV Abu Sayyaf Bebaskan 3 Sandera Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com