Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra: Elektablitas Rendah, Kekalahan Ahok Semakin Terlihat

Kompas.com - 15/09/2016, 20:39 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria memprediksi, calon petahana pada Pilkada DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, akan sulit saat menghadapi kontestasi mendatang.

Elektabilitasnya yang berada di bawah 50 persen berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia, menjadi indikasi jika jalan Ahok untuk duduk kembali sebagai DKI-1 bakal tidak mulus.

Incumbent itu seharusnya bukan di bawah 50 persen, tapi di atas 75 persen. Silakan dicatat, incumbent kalua mau masuk putaran kedua itu hasilnya harusnya di atas 75 persen, kalau masih di bawah maka judul saya tidak salah, Ahok pasti kalah,” ujar Riza saat diskusi bertajuk ‘Menakar Kandidat Kuat Gubernur DKI Jakarta 2017’ di Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Sebagai gubernur di provinsi yang menjadi Ibu Kota Negara, Ahok seharusnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan calon petahana di daerah lain. Sebab, Ahok memiliki akses yang lebih luas kepada media massa yang membuatnya lebih mudah untuk bersosialisasi.

(Baca: Survei Poltracking: Elektabilitas Ahok-Djarot Bakal Keok Lawan Risma-Sandiaga)

Selain itu, ia menilai, ada kekuatan besar yang selama ini ada di belakang mantan Bupati Belitung Timur itu. Sehingga, tidak relevan jika elektabilitas Ahok rendah.

“Dia didukung banyak pihak, pasti orang berduit. Bahkan tidak kalah hebat, Jokowi juga mendukung Ahok. Tapi, dengan angka (elektabilitas) seperti ini (dianggap rendah), semakin tampak kekalahannya,” ujarnya.

Berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia, elektabilitas tertinggi dibandingkan 20 kandidat gubernur DKI Jakarta lainnya. Ahok meraih angka 40,77 persen.

(Baca: Survei Poltracking: Lebih Banyak Tidak Suka Ahok Dibanding Risma)

Di posisi berikutnya ada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (13,85 persen), Sandiaga Uno (9,23 persen), dan Anies Baswedan (8,29 persen).

Survei ini dilangsungkan pada 6-9 September 2016 dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 400 responden. Tingkat margin of error sebesar 4,59 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Kompas TV Ahok dan Sandiaga Uno Siap Lakukan Pembuktian Harta Terbalik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com