Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Gunawan Harus Mahir Membangun Komunikasi dengan Lembaga Lain

Kompas.com - 11/09/2016, 15:13 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan bahwa tugas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) cukup berat. Pasalnya, ruang lingkup tugas dari BIN sangat luas karena menyentuh sejumlah aspek dalam penyelenggaraan negara.

"Yakni ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan, hukum menjadi wilayah deteksi daripada tugas BIN baik di luar negeri maupun di dalam negeri," ujar Bambang saat dihubungi, Minggu (11/9/2016).

Terkait hal itu, menurut Bambang, Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan harus mampu membangun sistem komunikasi yang tepat. Sehingga, koordinasi dengan intelijen dari sejumlah lembaga dapat berjalan baik.

Dengan demikian, laporan yang disampaikan BIN kepada Presiden sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dapat memberi jaminan terwujudnya stabilitas ekonomi dan politik.

(Baca: Bintang Empat di Pundak Budi Gunawan Memicu Matahari Kembar di Polri?)

"Ini cukup berat tugas koordinasi ini. saya kira tidak mudah karena di Indonesia selama ini mengapa sampai kondisinya dalam ekonomi, politik, belum kondusif ini juga karena hubungan-hubungan antar itelijen belum sistemik. Hubungan antar intelijen polisi, bea cukai, dan lain-lainnya harus sistemik," kata Bambang.

Di sisi lain, tugas BIN menjadi semakin berat lantaran kondisi ketahanan nasional RI kini semakin melemah. Hal itu, kata Bambang, dapat dilihat dari masih banyaknya masalah yang harus dihadapi di dalam negeri sendiri.

(Baca: Pemberian Pangkat Jenderal kepada Budi Gunawan Dinilai Lebih Bersifat Politis)

"Masalah tawuran, kriminal, korupsi dan sebagainya," kata dia.

Maka dari itu, lanjut Bambang, Budi Gunawan harus mampu bekerja sama dan berkomunikasi secara baik dengan seluruh lembaga yang ada.

"Membangun hubungan yang sistemik antar lembaga ini lah menjadi tugas berat dan PR (pekerjaan rumah) bagi Budi Gunawan," kata dia.

Kompas TV Hal Istimewa saat Pelantikan Wakapolri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com