JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, mengaku sudah bertemu dengan menteri kesehatan Nila Djuwita Moeloek dan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito guna membahas obat palsu yang beredar di masyarakat.
Dalam pertemuan itu, Puan meminta kedua lembaga itu untuk memperketat pengawasan terhadap apotek dan toko penjual obat.
"Memang harus ditindaklanjuti berkaitan dengan penemuan pabrik ilegal di Balaraja (Banten) juga bagaimana kemudian mengawasi secara ketat apotik-apotik rakyat atau toko obat yang menjual obat secara ilegal," ujar Puan di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016).
(Baca: BPOM Terus Telusuri Wilayah Peredaran Obat Palsu)
Selain itu, lanjut Puan, sudah diinstruksikan juga kepada kedua lembaga tersebut untuk mencari tahu bagaimana proses distribusi dan persebarannya.
"Itu sampai kemana saja dan ada berapa banyak kemudian tempat-tempat yang melakukan hal seperti itu," kata dia.
Puan mengatakan, saat ini kasus tersebut masih ditangani polisi.
Puan mengatakan segara akan menggelar rapat bersama kementerian-kementerian terkait guna menindaklanjuti masalah tersebut agar tidak terulang kembali.
"Tentu saja kami akan melakukan rapat koordinasi secara menyeluruh di tingkat menteri untuk menindaklanjuti, antisipasi, kedepanya berkaitan hal-hal yang terjadi," kata politisi PDI-P tersebut.
Bareskrim Polri bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan sebelumnya menggerebek lima gudang produksi obat palsu di Balaraja, Banten.
Wakil Kepala Bareskrim Polri Inspektur Jenderal Antam Novambar mengatakan, di gudang tersebut ditemukan berbagai mesin untuk memproduksi obat.
(Baca: Polisi Masih Kejar Pelaku Pembuat Obat Palsu di Banten)
"Bermula dari temuan kecil, informasi kecil, dikembangkan sehingga kami dapat langsung 42 juta butir," ujar Antam dalam jumpa pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Tak hanya memproduksi, pabrik tersebut juga mengedarkan obat-obatan secara ilegal. Peredarannya mayoritas di Kalimantan Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.