Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman Diminta Selidiki Proses Penagihan Pajak Program "Tax Amnesty"

Kompas.com - 06/09/2016, 21:09 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) meminta Ombudsman RI (ORI) menyelidiki proses penagihan pajak melalui program tax amnesty atau pengampunan pajak yang saat ini diberlakukan.

Menurut peneliti politik anggaran Fitra, Gurnadi Ridwan, penagihan pajak melalui program tax amnesty justru menuai ketakutan dan kekhawatiran masyarakat. 

Gurnardi mengungkapkan beberapa waktu lalu Fitra mendapat seorang warga mendapatkan surat tagihan pajak.

Di dalam surat itu, warga tersebut diimbau untuk segera melunasi tanggungan pajak yang belum dipenuhi.

Dalam surat itu juga disebutkan, sesuai ketentuan perpajakan, jika wajib pajak tidak melakukan pelaporan pajak selambat-lambatnya tujuh hari sejak surat diterima maka akan diperiksa sesuai Pasal 29, Pasal 38, dan Pasal 39 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cata Perpajakan (KUP).

Padahal, lanjut dia, di tingkat bawah masih banyak masyarakat yang belum mengetahui program tersebut.

Masyarakat banyak yang belum mendapatkan sosialisasi secara lengkap tentang program tax amnesty.

(Baca: Tak Laporkan Dana "Tax Amnesty", Status "Gateway" Bisa Dicabut)

“Saya pikir kalau surat ini disebar secara sporadis tanpa ada sosialisasi ke masyarakat seperti nelayan, petani atau masyarakat yang notabene masih kurang (memahami) itu akan menimbulkan ketakutan dan keresahan,” ujar Gurnadi saat mengajukan laporan terkait tax amnesty ke ORI, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2016).

Staff Advokasi Fitra, Gulfino Guevarrato menambahkan, sasaran dari program tax amnesty seharusnya pengusaha besar, bukan masyarakat kecil dan pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Kesalahan pemahaman,ini entah kesalahan atau ketidakpahaman yang dilakukan petugas pajak. Bagaimana, misalnya, petugas pajak melakukan sosialisasi  tapi tidak tepat sasaran. Kami menemukan kasus di Banyuasin, yang diberikan sosialisasi itu bukan pengusaha-pengusaha, tapi pegawai negeri dan kepala dinas. Jelas ini tidak masuk (tidak tepat),” kata dia.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan sasaran tax amnesty adalah pengusaha besar. Kepala Negara menargetkan pemasukan Rp 165 triliun dari program tax amnesty dan Rp 1.000 triliun dari repatriasi aset.

Kompas TV Pencapaian "Tax Amnesty" Masih Sangat Rendah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Nasional
BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

Nasional
PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

Nasional
Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Nasional
PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

Nasional
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak pada Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak pada Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Nasional
Pertahanan Udara WWF Ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Pertahanan Udara WWF Ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Nasional
Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, Termasuk Umrah, Bayar Kiai, dan “Service Mercy”

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, Termasuk Umrah, Bayar Kiai, dan “Service Mercy”

Nasional
Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL Saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL Saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com