JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengundang para pekerja film untuk makan siang bersama di Istana Negara, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Para pekerja film memberikan sejumlah masukan kepada Kepala Negara untuk membangkitkan industri perfilman di Indonesia. Salah satunya dengan memasukkan film ke dalam kurikulum atau ekstrakulikuler sekolah.
Pekerja film yang diundang Jokowi di antaranya sutradara seperti Hanung Bramantyo, Riri Riza dan Mira Lesmana.
Ada pula artis peran seperti Ernest Prakasa dan Soleh Solihun. "Film ini harusnya masuk di kurikulum, bahkan ada ekstrakurikulernya," kata Hanung Bramantyo usai pertemuan tertutup dengan Jokowi.
Hanung mengatakan, pendidikan film harus ditanamkan sejak dini sehingga anak-anak sekolah pun tertarik untuk menonton hingga menciptakan film. Industri film pun lama kelamaan akan berkembang pesat.
"Pendidikan itu tidak hanya berupa sekolah film, tapi bagaimana untuk memahami film, untuk melek film," tambah sutradara "Rudy Habibie" ini.
Hanung menyebut, saat ini film Indonesia paling banyak hanya ditonton sekitar 5 Juta orang.
Sementara penduduk Indonesia berjumlah 250 Juta jiwa. Jika menilik angka itu, Hanung menilai penontot film Indonesia masih sangat minim.
Namun, jika pemerintah menaruh perhatian yang besar terhadap Film, Hanung meyakini industri ini akan berkembang layaknya di Amerika Serikat.
"Di Amerika itu film menjadi senjata nomor dua setelah senjata beneran. Penyumbang pajak terbesar. Menjadi urgensi. Misalnya seluruh dunia tahu soal Indonesia, itu melalui film," ucap dia.
Presiden Jokowi pun berjanji akan segera merumuskan masukan-masukan yang diberikan pekerja seni itu bersama instansi terkait.
"Presiden hanya mendengar dulu, terus mau merumuskan, baru setelah itu rumusannya itu nanti akan diaplikasikan," ucap Hanung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.