JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang menyayangkan pemberitaan media terkait Pikada 2017 didominasi oleh DKI Jakarta.
Padahal, terdapat 101 daerah yang akan melangsungkan pemungutan suara pada Pilkada 2017.
"Opini publik dimonopoli oleh pemberitaan Jakarta. Padahal hanya salah satu daerah dari 101 peserta Pilkada. Hiruk pikuk politik kita memang lebih banyak bahas Jakarta," ucap Sebastian dalam suatu dalam diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
(Baca: "Bu Risma Fokus di Surabaya, Pak Ahok Jangan Mudah Terpancing")
Sebastian khawatir, opini publik yang tersedot pada Pikada Jakarta, akan menghilangkan kontrol pada pelaksanaan Pilkada di daerah lain. Sementara itu, praktek kecurangan tidak sepenuhnya akan hilang.
"Ketika hiruk pikuk politik tersedot ke DKI, publik digiring ke arah sana. Sementara praktek di daerah nyaris terabaikan. Transaksi politik di 2017 ini tidak kalah dengan transaksi Pilkada sebelumnya," ucap Salang.
Meski demikian, Sebastian mengamini bahwa Pilkada Jakarta merupakan etalase politik nasional, terutama pada pemilu 2019 mendatang. Ia menilai Pilkada Jakarta menjadi awal pertarungan pada kontestasi pemilu 2019.
"Salah pilih calon pada Pilkada Jakarta, akan berimbas pada pemilu 2019. Jakarta persis jadi barometer parpol terkait pertarungan politik 2019," ujar Sebastian.