Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Komnas HAM, BNPT Tak Mau Resisten terhadap Hak Asasi Manusia

Kompas.com - 03/08/2016, 23:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menegaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya tidak antipati terhadap masukan terkait dengan masalah hak asasi manusia (HAM).

"Saya katakan bahwa kami tidak boleh resisten terhadap masukan, apalagi tidak semua anggota kami mendapatkan pelatihan HAM," kata Suhardi saat berkunjung ke Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Suhardi meminta Komnas HAM selalu memberikan masukan dan saran kepada BNPT agar penanggulangan terorisme di Indonesia makin baik ke depannya.

"Kerja sama dengan Komnas HAM ini akan menjadi salah satu solusi menuju penanggulangan terorisme yang lebih baik di masa mendatang," kata Suhardi.

Ia mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan beberapa lembaga dan kementerian terkait, termasuk ormas terbesar di Indonesia, PBNU dan PP Muhammadiyah.

"Intinya, kami mengevaluasi terkait pelaksanaan penanggulangan terorisme yang lalu," ujarnya.

Ketua Komnas HAM M Imdadun Rahmat menyatakan, institusinya siap mendukung BNPT dalam melakukan penanggulangan terorisme di Indonesia.

"Kami menyambut baik semua inisiatif dan ide memperkuat kerja sama dalam penanggulangan terorisme ini," ujar Imdadun Rahmat.

"Kami siap mendukung BNPT agar penanggulangan terorisme di Indonesia tetap sesuai dengan hak asasi manusia," kata dia.

Ia mengungkapkan bahwa terorisme iadalah "extra ordinary crime" atau kejahatan luar biasa, juga kejahatan yang melawan nilai kemanusiaan.

Namun demikian, Komnas HAM meminta BNPT juga mengedepankan hukum dan hak konstitusi para terduga teroris.

Komnas HAM menyerukan agar seluruh aktivitas penanganan dan penindakan harus berdasarkan konstitusi dan perundang-undangan serta kaidah yang ada.

Hal itu penting agar seluruh aktivitas yang dilakukan benar-benar mengarah ke tujuannya yaitu perlindungan warga negara dari terorisme, termasuk mereka yang diduga teroris sekalipun.

"Karena mereka adalah manusia sehingga harus dijunjung tinggi hak konstitusi dan hukumnya," tutur Imdadun.

Ia mengatakan, setiap penanganan terorisme harus tetap dalam kerangka "criminal justice system".

Komnas HAM keberatan kalau paradigma diubah menjadi "war against terrorism" karena itu akan melahirkan tindakan pelanggaran HAM yang serius.

(Sigit Pinardi/ant)

Kompas TV Pasukan Anti-Teror Ikut Amankan Kota Semarang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com