BOGOR, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, perlu ada peningkatan porsi pencegahan dalam memberantas terorisme di Indonesia.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi terkait penguatan toleransi dan merespons ekstremisme di Rancamaya, Bogor, Selasa (2/8/2016).
Diskusi yang digelar Wahid Foundation itu merupakan lanjutan dari acara paparan survei nasional terkait intoleransi dan radikalisme di Indonesia yang berlangsung sejak Senin (1/8/2016) kemarin.
"Di masa sekarang seharusnya pencegahan porsinya harus lebih besar daripada penindakan karena eranya beda dengan zaman dulu dan Undang-Undang (UU) Terorisme. Saat ini lebih dominan penindakannya," papar Suhardi.
Dia mengatakan, saat ini masyarakat tak lagi berharap aparat menindak terorisme secara cepat.
Menurut Suhardi, masyarakat menginginkan agar tak ada lagi terorisme.
"Nah, kalau melihat tren keinginan masyarakat yang maunya tak ada bom ya kita harus lebih memfokuskan diri pada pencegahan Kami pun berharap UU Terorisme yang direvisi memperbanyak aspek pencegahan," ujar Suhardi.
Oleh karena itu, Suhardi berharap, melalui forum diskusi ini, para ulama dan tokoh muda Islam bahu-membahu bersama pemerintah menguatkan nilai toleransi dan perdamaian di seluruh Indonesia.
Ia juga menilai, hal tersebut merupakan salah satu bentuk pencegahan dalam memberantas terorisme di Indonesia.
"Kami berharap teman-teman di sini pulang ke daerahnya masing-masing dan memberikan pengajian yang berisikan nilai-nilai toleransi kepada jamaahnya supaya proses deradikalisasi sebagai bentuk pencegahan terorisme berjalan efektif dan masif," kata Suhardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.