Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekonsiliasi Golkar Tak Akan Terganggu Dugaan Suap yang Tengah Didalami KPK

Kompas.com - 26/07/2016, 18:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi mendalami temuan uang Rp 700 juta di mobil milik panitera PN Jakarta Utara, saat operasi tangkap tangan beberapa waktu lalu.

Ada dugaan, uang itu terkait perkara sengketa Golkar yang ditangani PN Jakarta Utara.

Bagaimana tanggapan kedua kubu Golkar yang sempat berseteru?

Mantan Sekjen Partai Golkar hasil Munas Bali Idrus Marham mengatakan, KPK memiliki hak untuk menyelidiki adanya dugaan suap dalam perkara di PN Jakut.

Namun, ia menegaskan, rekonsiliasi Golkar sudah melalui proses hukum dan politik yang panjang dan tak mungkin rusak karena dugaan suap itu.

"Salah satu pihak dinyatakan menang semua terima dengan senang dan ikhlas. Munaslub juga berjalan adil, bersih, jadi ini komitmen politik yang diawali proses hukum dan kita terima dengan baik," kata Idrus, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (26/7/2016).

(Baca: Uang Rp 700 Juta di Mobil Panitera PN Jakut Diduga Terkait Perkara Partai Golkar)

Idrus juga mengimbau kepada seluruh kader Partai Golkar untuk tidak mempermasalahkan lagi rekonsiliasi yang sudah dilakukan.

Ia berpesan bahwa Golkar harus solid di bawah kepemimpinan Setya Novanto yang terpilih dalam Munaslub.

"Seluruh masalah Partai Golkar sudah kita akhiri. Kalau sudah bagus-bagus begini ada yang mengungkit lagi kita ketawa-ketawa aja," ujar Idrus.

Tak usah diungkit

Secara terpisah, mantan Sekjen Partai Golkar hasil Munas Ancol, Zainuddin Amali, juga menyampaikan hal serupa.

Menurut dia, jika benar ada suap dalam perkara yang berjalan di PN Jakut, hal itu merupakan masa lalu.

"Itu kan cerita lalu, tidak lah masa mau kita ungkit-ungkit lagi," ucap Amali.

Amali mempersilakan KPK untuk mengusut kasus dugaan suap ini sesuai prosedur yang berlaku.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com