JAKARTA, KOMPAS.com - Dipercaya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara tidak pernah ada dalam benak Marsekal TNI Agus Supriatna sepanjang hidupnya. Dia hanya berprinsip, hidup itu mengalir saja.
Namun, ada satu momen dalam hidup Agus yang menjadi misteri hingga saat ini terkait kariernya tersebut, yakni momen 'kepeleset lidah' ketika Agus menjalani sidang penentuan akhir masuk matra TNI pascamenjadi Taruna Akabri pada tahun 1979 silam.
Momen itu terekam dalam buku biografi Agus berjudul "Dingo" Menembus Batas Limit Angkasa resmi yang diluncurkan secara resmi pada Sabtu (23/7/2016) di Wisma Angkasa, Jalan Wijaya 13, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dikisahkan kembali oleh sang penulis buku, Bambang Setiawan, dalam acara peluncuran buku itu, cerita awalnya, Agus dan teman-teman usai menjalani pendidikan bersama tahun 1979 di Magelang.
Angkatan itu kemudian dijuruskan ke pilihan tiga matra, Akabri darat, laut atau udara. Saat itu, Agus ingin sekali menjadi tentara Angkatan Laut. Mungkin pengalaman naik kapal dari Jakarta-Ambon bersama ayahnya yang juga tentara yang membuat keinginan itu membuncah.
Mimpi tersebut buyar seketika saat sidang Pantukhir. Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) bertanya kepada Agus,
"Mau jadi apa kamu?" "Pak Agus dengan lantang menjawab, siap angkatan laut," cerita Bambang yang bekerja di Litbang Kompas.
Kasdam yang juga rekan ayah Agus terkejut. Ia berpikir, Agus akan mengikuti jejak sang ayah masuk TNI Angkatan Darat.
"Lalu Kasdam bertanya lagi, kalau Angkatan Laut, pangkat tertingginya apa. Beliau (Agus) saat itu kembali menjawab dengan lantang, Marsekal!" cerita Bambang.
Sontak, semua panitia sidang tertawa. Sebab, pangkat Marsekal merupakan pangkat tertinggi di matra Angkatan Udara. Sementara pangkat tertinggi di matra Angkatan Laut adalah Laksamana.
Singkat kata, Agus salah menjawab. Pada saat pengumuman, lanjut Bambang, rupanya Agus tidak dimasukkan ke Akabri Laut. Salah satu tentara yang memberikan pengumuman kala itu berteriak, "Agus Supriatna, Akabri Udara".
Bambang mengatakan, takdir memang demikian adanya. Pada 2 Januari 2015, Agus betul-betul dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi KSAU dengan pangkat Marsekal TNI, pangkat yang pernah menjadi kesalahan di masa lalunya.
"Ini tidak bisa juga dibilang hanya takdir. Saya yakin, ada unsur intuisi yang tajam dipadukan dengan takdir ilahi. Sehingga apa yang Agus katakan dahulu, meski salah, bisa-bisa muaranya ke arah sana, ternyata benar," ujar Bambang.
Agus yang selama Bambang bercerita tentang misteri kisah hidupnya, senyum-senyum saja sembari sesekali mengangguk-anggukan kepala. Ia mengaku, memang sama sekali tak pernah terbesit di pikirannya akan menjadi seperti saat ini.
"Manusia itu sudah ada jalannya masing-masing. Tinggal manusia menjalankan saja. Kalau menjalankannya begini, akan ke arah sini, kalau menjalankannya bagaimana, akan ke arah sana," ujar Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.