KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama Grand Mufti Dar el-Fatwa Lebanon menandatangani nota kesepahaman kerja sama bidang keagamaan serta pengembangan pendidikan agama dan keagamaan, di Kantor Dar el-Fatwa, Beirut, Kamis (21/7/2016).
Dari Indonesia, ikut hadir KH Hasyim Muzadi dan rombongan Wantimpres, serta Dubes RI untuk Libanon Chozin Chumaedy bersama para staf.
Sementara dari Lebanon, Grand Mufti, Sheikh Abdel Latif Derian didampingi para staf Dar el-Fatwa. Hadir juga para ulama dan tokoh-tokoh agama Lebanon, serta para Dubes dari negara-negara Timur Tengah.
Kedatangan Lukman kali ini merupakan kunjungan balasan yang dilakukan pimpinan Dar el-Fatwa sekitar 4 bulan yang lalu di Jakarta, yang saat itu dipimpin Sheikh Kurdi Amin.
Menurut Menag, Lebanon dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat dekat, meski jarak dua negara sangat jauh.
"Hal itu misalnya terjadi karena dua negara memiliki tradisi yang sudah terjalin sejak lama melalui dunia pesantren. Hampir semua kitab-kitab keislaman yang dikenal kitab kuning di pesantren adalah cetakan Beirut, Libanon," kata Lukman.
Lukman menilai pengembangan kerja sama bidang agama serta pendidikan agama dan keagamaan antar kedua negara sangat penting.
Selain mempererat hubungan yang sudah sangat dekat, kerja sama kedua negara yang memiliki tradisi dan model keberagamaan yang multikutural dan multi etnis ini juga dalam rangka menjaga kepentingan nasional masing-masing.
Adapun poin-poin penting yang diatur dalam MoU ini antara lain: pengembangan kurikulum pendidikan Islam toleran dan moderat, pertukaran beasiswa pelajar dan mahasiswa, pertukaran tenaga pendidik (guru dan dosen), pengembangan pemikiran dan kehidupan keagamaan (pertukaran kunjungan ulama dan dai), serta pengembangan pengelolaan zakat-wakaf, dan penyebaran paham agama yang toleran.
Grand Mufti Lebanon menyambut baik kunjungan Menteri Lukman. Abdel Latif Derian bahkan merasa bangga mendapat kunjungan dari masyarakat Indonesia yang merupakan negara Muslim terbesar di dunia.
"Perlu dikembangkan terus kerja sama kedua negara di berbagai bidang, terutama sosial, budaya dan pendidikan. Kerja sama ini semakin penting, terutama di saat negara-negara Islam di Timur Tengah menghadapi masa-masa sulit dengan munculnya paham dan praktik keagamaan yang ektstrim," ujarnya.
"Perlu penguatan penyebaran model ajaran Islam yang wasathiyah (moderat) dan damai sebagaimana misi Islam yang sesungguhnya," kata Abdel Latif.
Abdel Latif juga menggarisbawahi perlunya pelurusan konsep-konsep Islam yang salah dan disalahpahami oleh masyarakat luas.
Dia yakin dengan kiprah Indonesia yang sebagaimana Lebanon, terbukti mempunyai pengalaman praktik keagamaan yang multi kultural.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.