Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Sebut Keterangan Taufik soal Kontribusi Tambahan Tak Masuk Akal

Kompas.com - 21/07/2016, 09:29 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengklaim bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan agar tambahan kontribusi sebesar 15 persen bagi pengembang, diambil dari kontribusi sebesar 5 persen.

Keterangan Taufik yang disampaikan saat menjadi saksi dalam persidangan bagi terdakwa mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja tersebut dianggap tak masuk akal oleh jaksa penuntut dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Tidak masuk akal, eksekutif dari awal sampai akhir maunya 15 persen. Dia (Taufik) dan M Sanusi yang meminta 15 persen itu diambil dari 5 persen. Jadi, itu terbantahkan, tidak masuk akal kalau disebut itu usulan eksekutif," ujar jaksa Ali Fikri di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (20/7/2016).

(Baca: Dalam Pertemuan di Rumah Aguan, Taufik Lihat Sanusi Berbicara dengan Ariesman)

Awalnya, Taufik membantah adanya perubahan pasal penjelasan mengenai tambahan kontribusi 15 persen dalam draf Rancangan Perda tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta (RTRKSP). 

Setelah draf kedua dihasilkan pada 22 Februari 2016, eksekutif dan legislatif sepakat bahwa tambahan kontribusi 15 persen diatur dalam peraturan gubernur.

Namun, belakangan Taufik dan Sanusi berupaya memasukkan pasal penjelasan dalam draf untuk mengatur besaran nilai kontribusi tambahan.

Taufik dan Sanusi mengubah rumusan penjelasan Pasal 110 ayat 5 yang semula "cukup jelas" menjadi "tambahan konstribusi adalah kontribusi yang dapat diambil di awal dengan mengonversi dari kontribusi (yang 5 persen), yang akan diatur dengan perjanjian kerja sama antara Gubernur dan pengembang".

Dengan nada tinggi, Taufik menjelaskan kepada jaksa bahwa draf tersebut dibuat oleh pihak eksekutif. "Begini, ini nih bukan hasil rapat lho. Ini yang buat eksekutif, bukan kami. Tuti (Kepala Bappeda) yang buat itu dan menyerahkannya ke kami. Jadi, bukan kami yang buat itu," kata Taufik.

Jaksa kemudian memutarkan rekaman pembicaraan antara Taufik dan adiknya M Sanusi yang juga anggota Balegda DPRD DKI Jakarta.

Dalam pembicaraan pada 4 Maret 2016 tersebut, Sanusi menyampaikan bahwa Chairman Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan khawatir jika tambahan kontribusi diatur dalam Pergub, Gubernur DKI akan menetapkan besaran nilai yang tinggi.

Berikut percakapan Sanusi kepada M Taufik:

"Kemarin kan ke Mangga Dua, jadi rupanya Mangga Dua itu dengan tambahan pasti akan kena juga, takutnya Gubernur agak melintir. Kemarin sama Podo sama Ariesman juga, dia bilang gini, Gue beli 25 lagi, dia mau kasih 25, tapi di tambahannya juga dimasukin yang konversi itu. Tapi tetap di penjelasannya itu diatur di Pergub, tapi dimasukin dikonversi dari 5 persen itu."

Meski telah dibuktikan melalui rekaman, Taufik tetap berkelit dengan mengatakan bahwa usulan tersebut sudah ada sebelum 22 Februari 2016. Taufik mengatakan, setiap anggota Balegda berhak menyampaikan usulan, termasuk Sanusi.

(Baca: Saat Prasetio dan Taufik Berkelit soal Rekaman yang Diputar dalam Sidang Kasus Reklamasi)

Ia mengakui bahwa Sanusi pernah meminta agar pengaturan tambahan kontribusi dicantumkan di pasal penjelasan.

Dalam beberapa persidangan sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati mengatakan, selama pembahasan menganai Raperda mengenai tata ruang di pulau reklamasi, pihak eksekutif tidak pernah menyerah untuk memperjuangkan adanya tambahan kontribusi sebesar 15 persen yang diwajibkan kepada pengembang.

Bahkan, usulan Taufik dan Sanusi mengenai tambahan kontribusi dikonversi dari kontribusi 5 persen secara tegas ditolak oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Kompas TV KPK Periksa Taufik 9 Jam

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com