Sosiolog: Merokok Bukan Warisan Budaya, melainkan Kebiasaan

JAKARTA, KOMPAS.com — Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo, mengatakan, merokok bukanlah budaya asal Indonesia.

Ia menegaskan bahwa merokok hanya suatu kebiasaan yang tidak bermanfaat.

Oleh karena itu, menurut dia, warisan kebiasaan yang negatif, seperti merokok tersebut, sedianya tidak dilestarikan.

"Jadi kalau hanya warisan kebiasaan yang menjadi bagian bangsa ini, maka semua yang baik dan keburukan bisa masuk," kata Imam dalam diskusi "Kejar Tayang Baleg DPR RI terhadap RUU Pertembakauan" di Jakarta, Minggu (26/6/2016).

Ia mengatakan, masyarakat jangan menggunakan alasan bahwa merokok merupakan warisan budaya. Menurut dia, merokok yang merupakan kebiasaan itu terbukti merusak kesehatan.

Selain itu, lanjut dia, merokok cenderung merugikan dari segi ekonomi.

"Tentu merokok ini bukan kebiasaan yang secara ekonomi menguntungkan. Tentu bukan harus dipertahankan melainkan dikendalikan agar tidak ugal-ugalan," kata dia.

Diakui Imam, mengendalikan industri rokok di Indonesia perlu tenaga ekstra. Ada perlawanan dari korporasi rokok yang menurut dia dilindungi oknum pejabat di Indonesia.

"Kalau bangsa ini tidak bisa memutus rantai tersebut, Indonesia akan terpuruk karena dari faktor kesehatan, moral, dan ekonomi, rakyat akan semakin sulit," ujar Imam.