Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan 33 Kg Sabu Libatkan Sindikat Freddy Budiman

Kompas.com - 24/06/2016, 19:15 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyatakan, ada indikasi keterlibatan terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman dalam upaya penyelundupan narkotika jenis sabu seberat 33 kilogram.

Penyulundupan ini digagalkan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan dan Badan Narkotika Nasional (BNN), Kamis (22/6/2016).

BNN dan Bea Cukai menggerebek dan menangkap sindikat penyelundup itu dari sebuah gudang di kawasan Ancol, Jakarta Utara. 

Sindikat tersebut, menurut Yasonna, adalah jaringan Freddy yang belum tertangkap. Yasonna menerangkan, keterlibatan Freedy dalam penyelundupan ini diduga secara tidak langsung. 

"Dari dulu, dia (Freddy Budiman) kan sudah punya orang di luar. Orang-orang yang dulu itulah mungkin, yang belum ketangkap sampai sekarang. Semua bandar, pasti punya jaringan. Ya mereka itu masih berupaya (mengedarkan)," ujar Yasonna saat ditemui di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/6/2016).

Yasonna menuturkan, sindikat pengedar narkoba yang memiliki jaringan dengan terpidana di lapas bisa terbentuk dari adanya orang yang berpura-pura berkunjung ke lapas.

Oleh sebab itu, kata Yasonna, pihaknya sudah memperketat pengawasan di lapas tempat Freddy Budiman ditahan. Interaksi Freddy dengan pengunjung sudah diawasi ketat termasuk ketika berada di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.

"Kalau di (lapas) Pasir Putih, bertamunya sudah pakai kaca. Sudah tidak bisa lagi berhubungan langsung. Dan kita rekam pembicaraannya. Kalau di Pasir Putih, pembicaraan antara dia dan tamu melalui interkom. Jadi sudah ada pembatas kaca, tidak lagi bertatap muka," ungkap Yasonna.

Sebelumnya diberitakan, Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi menerangkan pihaknya telah membongkar pengiriman narkotika jenis sabu ke Indonesia dari China.

Tim gabungan Bea Cukai dan BNN sudah memantau pengiriman tersebut saat berada di Surabaya. "Kami lakukan pemantauan hingga sebuah gudang ekspedisi di wilayah Ancol sebagai tempat penyimpanan barang haram ini," ujarnya seperti dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (23/6/2016).

Heru menjelaskan sabu tersebut disimpan dalam kotak besi tebal (Moulding Baja) berbahan baja untuk menghindari pemeriksaan infra merah. Adapun tebal baja tersebut sampai 800 kilogram untuk satu rangkaian.

Dia menjelaskan untuk mengangkut kotak baja itu harus menggunakan Forklift karena tidak mungkin diangkat menggunakan tangan. "Tebal baja ini sampai 10 sentimeter, jadi memang untuk menghindari pemeriksaan kami. Untuk buka kotak juga tidak sembarangan, harus pakai cara khusus," kata Heru.

Dari operasi tersebut, tertangkap dua orang penerima dengan inisial AR dan AK. Dugaan sementara, penerima juga masih mempunyai hubungan dengan pelaku peredaran narkoba dengan menggunakan pipa besi yang diungkap beberapa waktu lalu.

Kompas TV Jaringan Freddy Budiman Otak Sindikat Sabu?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com