Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Maskapai Dihapus dari Daftar Hitam Uni Eropa, Indonesia Optimis Masuk Dewan ICAO

Kompas.com - 22/06/2016, 20:57 WIB

KOMPAS.com - Deputi Direktur untuk Kerja Sama Internasional dan Humas Kementerian Perhubungan Agoes Soebagio mengatakan, pihaknya optimistis Indonesia dapat masuk menjadi anggota Dewan Organisasi Internasional Penerbangan Sipil (ICAO).

"Kami punya sign (sinyal) positif, terlebih setelah semakin banyak maskapai kita yang dicabut dari daftar keselamatan Uni Eropa," kata Agoes di Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Menurut Agoes, Indonesia punya peluang yang lebih besar untuk diterima sebagai anggota dewan ICAO. Sebab, sertifikasi Uni Eropa (UE) sejalan dengan penilaian ICAO, yakni keselamatan dan isu-isu lingkungan di bidang penerbangan.

Pada 17 Juni lalu, Komisi Transportasi Uni Eropa telah mencabut larangan terhadap tiga maskapai Indonesia, yakni Citylink, Batik Air dan Lion Air dari Daftar Keselamatan Penerbangan UE.

"Semakin bagus respon dari negara-negara dan wilayah-wilayah regional kepada Indonesia, semakin membawa dampak positif terhadap pencalonan kita," kata Agoes.

Dengan diangkatnya larangan dari Daftar Keselamatan Penerbangan UE, ketiga maskapai tersebut kini dapat melintasi zona penerbangan sipil dan mengembangkan bisnis mereka di wilayah UE.

Citylink, Batik Air dan Lion Air, menyusul empat maskapai Indonesia lainnya yang telah lulus standar keselamatan UE, yakni Garuda Indonesia, Indonesia AirAsia, Mandala Airlines, dan Premier Airlines.

Berdasarkan data Delegasi UE di Indonesia, sebagian besar maskapai Indonesia masuk Daftar Keselamatan Penerbangan UE pada 2007 dan larangannya mulai dicabut pada 2009.

Meskipun demikian, masih ada 52 maskapai di Indonesia yang masuk dalam Daftar Keselamatan Penerbangan UE. (Azizah Fitriyanti/ant)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com