Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Keluarga Tito Jauhi Korupsi: Pilih Go-Jek Ketimbang Beli Mobil Mahal

Kompas.com - 22/06/2016, 20:04 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon tunggal Kapolri Komisaris Jenderal Tito Karnavian dan istrinya, Tri Suswati memiliki komitmen kuat menjauhi korupsi. Tri mengatakan, dia dan suaminya saling mengingatkan mencari sumber uang yang halal untuk menghidupi keluarga.

"Sejak awal ya kita sudah punya perjanjian kaya gitu, saya kan dulu kerja juga," ujar Tri saat ditemui di rumah dinas Tito di Kompleks Polri Ragunan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Tri mengaku sepaham dengan Tito soal bahaya korupsi. Keduanya sama-sama takut terjerat kejahatan luar biasa tersebut, sehingga semaksimal mungkin menjauhkan diri dari godaan korupsi.

(Baca: Khawatir Jadi Sasaran Teroris, Tiga Anak Tito Tinggal di Singapura)

Tri memilih mengatur keuangan ketimbang menambah pendapatan dari hasil yang tidak halal. "Ya takutlah kami. Apalagi sekarang kan harus dipertanggungjawabkan, dan juga yang penting pertanggungjawaban kepada Yang Maha Kuasa," kata Tri.

Tak hanya setelah menjadi Kapolri nanti, sejak dulu pun Tri selalu mengawasi Tito untuk tetap berada di jalur yang benar. Keluarga Tito terbiasa hidup sederhana tanpa memaksakan membeli sesuatu yang mahal jika dirasa tidak perlu.

"Kalau kita sudah terbiasa hidup biasa saja, terus segala sesuatu berdasarkan fungsinya. Buat apa macam-macam kalau hidup tidak tenang," kata Tri.

"Jadi ngapain beli mobil mahal-mahal kalau naik Go-Jek juga sampai," lanjut dia. Bahkan, jika Tito membawa uang lebih, Tri kerap bertanya dari mana sumbernya.

Sebagai anggota Bhayangkari, Tri mengemban tugas untuk selalu mengingatkan suaminya bertindak sesuai norma yang berlaku di kepolisian dan tidak menuntut macam-macam di luar kemampuan.

"Hidup menyesuaikan diri, harus tahu gaji suami berapa sih sebetulnya. Itu yang harus kita pegang," kata dia.

(Baca: Pimpinan Komisi III Sebut Keluarga Tito Hidup Sederhana)

Bahkan, anak-anak Tito bukan tipikal yang suka menuntut dibelikan barang macam-macam. Tri mengatakan, pengeluaran anak-anak untuk jajan di kantin pun dibatasi untuk membeli makanan sewajarnya.

"Jadi kalau kami kasih uang lebih, mereka menolak. Tidak mau disimpan-simpan, bisa hilang kan. Itu bagaimana kita orangtua mendidik anak agar sederhana," kata Tri.

Tito ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri untuk menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang akan memasuki masa pensiun.

Nama dia secara resmi diserahkan Presiden Joko Widodo ke DPR untuk disetujui, 15 Juni 2016 kemarin.

Siang tadi, Komisi III DPR berkunjung ke kediaman Tito. Kunjungan tersebut dalam rangka memproses pencalonan pria berusia 51 tahun itu. Sedangkan uji kepatutan dan kelayakan akan dilakukan pada Kamis (24/6/2016) besok.

Jika tak ada halangan, pada pukul 20.00 WIB di hari yang sama akan diambil keputusan apakah Tito sudah layak menjadi Kapolri. 

Kompas TV Penilaian Komisi III Terhadap Tito Calon Kapolri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com