JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarno Putri mengatakan, akhir-akhir ini bangsa Indonesia mulai kehilangan arah.
Hal itu bisa terjadi karena rakyat Indonesia sekadar mendengar atau mengucapkan Pancasila.
"Banyak orang, terutama orang Indonesia mengatakan kepada saya apakah Pancasila hanya di awang-awang Bu?" ujar Megawati saat memberikan sambutan dalam acara "Bulan Bung Karno, Bung Karno dalam Seni dan Budaya", di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (4/6/2016).
"Saya katakan, tidak," sambung presiden ketiga RI itu.
(Baca juga: Mahfud MD: Pancasila Luar Biasa, Persatukan 1.340 Suku Bangsa )
Menurut Megawati, bangsa Indonesia seharusnya tidak kehilangan arah karena Bung Karno sudah menunjukkan arahnya yakni, dengan mengamalkan Pancasila.
"Saya menyebut Pancasila sebagai falsafah, sebagai bintang penerang yang memberikan penerangan," tutur Megawati.
Menurut dia, agar tidak kehilangan arah, maka sebaiknya setiap orang mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan melakukan berbagai kegiatan secara gotong royong.
(Baca juga: Megawati Ceritakan Pengaruh Pancasila bagi Dunia)
Pada bidang politik, menurut dia, gotong royong terwujud dalam kedaulatan. Menurut Megawati, kedaulatan akan memperkuat persatuan bangsa sehingga tidak terbawa arus globalisasi tanpa arah.
"Maka harus berdaulat di politik karena kalau tidak, kita terbawa arus globalisasi dan tanpa arah," kata dia.
Berdaulat, lanjut Megawati, juga menunjukkan bahwa sebuah bangsa mampu berdiri dia atas kaki sendiri, seperti yang dikatakan oleh Bung Karno dalam Konfrensi Asia Afrika (KAA) kala itu.
Megawati menambahkan, jika upaya berdaulat belum juga berhasil, maka upaya diplomatik harus dilakukan.
"Beliau katakan dalam KAA, bahwa Bangsa terjajah harus bisa memerdekakan dirinya. Setelah itu, kita bisa berdiri dan memanfaatkan sumber daya, memilah mana yg sebenarnya kita milik dan kalau belum bisa, minta bantuan dari bangsa asing di dunia. Itulah berdikari," kata Megawati.