JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung Wibowo mengatakan, Mangara Siahaan, politisi senior PDI Perjuangan yang wafat hari ini, dapat berpulang dengan tenang.
Sebab, menurut Pramono, cita-cita Mangara untuk menjadikan 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila telah terlaksana.
"Ya tentunya sebagai (kader) partai nasionalis, Beliau berulang kali ingin 1 Juni menjadi hari lahir Pancasila," ujar Pramono di tempat persemayaman Mangara di DPP PDI-P, Jakarta, Jumat (3/6/2016).
"Kelihatannya setelah itu terkabulkan mungkin sudah menjadi kelegaan Bang Mangara," kata dia.
Menurut Pramono, bagi PDI-P ideologi sangat penting. Karena itu dengan ditetapkannya 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila oleh Presiden Joko Widodo, maka cita-cita Mangara sebagai kader ideologis pun telah terpenuhi.
Menurut Pramono, Mangara memiliki andil dalam mengasah kader potensial PDI-P. Mangara juga berharap proses kaderisasi di dalam partai menjadi lebih baik.
"Kita lihat PDI-P sekarang sudah banyak kader potensial pada semua tingkatan presiden, gubernur, menteri. Ini langsung atau tak langsung Pak Mangara ikut andil dalam proses ini," ucap Pramono.
Carter Siahaan, anak bungsu Mangara mengatakan, ayahnya terkena anemia sejak Januari 2016. Sejak saat itu, Mangara keluar masuk Rumah Sakit Siloam di Jalan TB Simatupang, Jakarta.
Dadek, sapaan akrab Carter, mengaku belum mengetahui kapan Mangara akan dimakamkan. Ia masih menunggu rapat keluarga besar.