Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Tak Khawatir jika Banyak Partai Berkoalisi Melawan Ahok

Kompas.com - 30/05/2016, 20:35 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto, tidak khawatir mengenai terbentuknya koalisi gemuk untuk menyaingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilkada DKI Jakarta.

Menurut Wiranto, tidak ada aturan yang melarang sejumlah partai untuk berkoalisi. Cara itu diperbolehkan untuk mendapatkan banyak suara dan mengalahkan calon pasangan tertentu.

"Ya biar saja, itu kan bebas," ujar Wiranto, usai mengikuti sebuah acara di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Pusat, Senin (30/5/2016).

"Pilkada DKI Jakarta ini biarlah mengalir sebagaimana biasa, sudah ada aturannya, sudah ada undang-undang, sudah ada penyelenggaranya, sudah ada pemilihnya. Ya biarkan saja," kata dia.

Wiranto juga mengatakan, setiap calon boleh mendapatkan dukungan dari pihak mana pun, termasuk secara independen dan bukan dari partai politik.

"Mau didukung partai politik silakan, didukung simpatisan, para aktivis atau penduduk di luar partai silakan," kata dia.

Menurut Wiranto, semua pihak harus ikut serta dalam pesta demokrasi tersebut.

Selain itu, pemilihan Gubernur DKI Jakarta serta wakilnya harus berlangsung secara demokratis agar menghasilkan pemimpin yang sesuai keinginan masyarakat.

"Yang penting kita semuanya mengambil andil bahwa penyelenggaraan pilkada ini berlangsung aman, tertib lancar dan bermartabat," kata dia.

Sebelumnya, Partai Hanura dan Partai Nasdem sudah menyatakan dukungannya terhadap Basuki Tjahaja Purnama.

Di sisi lain, Partai Gerindra DKI Jakarta berencana menggandeng Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang memiliki suara mayoritas atau 28 kursi di DPRD DKI Jakarta.

Selain PDI-P, koalisi itu juga akan menggandeng partai-partai lainnya, yakni PPP, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), hingga Partai Amanat Nasional (PAN).

Koalisi itu dibentuk untuk menandingi suara dukungan terhadap calon petahana tersebut.

Kompas TV PDIP - Gerindra Kerja Sama di Pilkada DKI?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com