Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Dari Pulau Bunga ke Pulau Dewa

Kompas.com - 24/05/2016, 07:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Pada tahun 1961 ayah saya menulis sebuah buku yang diberi judul Dari Pulau Bunga ke Pulau Dewa.  Buku itu berisi semacam laporan perjalanan dari Pulau Bunga (Flores) ke Pulau Dewa (Bali).  

Perjalanan tersebut adalah sebuah tugas kedinasan dari Yayasan Kantor Berita Antara dalam meliput perjalanan dinas Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K),  pada kabinet Ali – Arifin (kabinet Ali Sastroamidjojo yang pertama), yang saat itu dijabat oleh Bapak MR. Muhammad Yamin.  

Perjalanan dinas Menteri itu sendiri dilakukan pada 24 Januari sampai dengan 2 Februari di tahun 1954.  Buku yang berujud “pocket-book”  diterbitkan oleh penerbit yang sangat terkenal di saat itu dalam urusan buku-buku bermutu yang berukuran saku,  Penerbit Djambatan namanya.   

Walaupun berangkat dari Jakarta, namun perjalanan dinas Menteri PP dan K  itu sendiri, hanyalah perjalanan yang dimulai dari Flores sampai dengan pulau Bali.  

Dari Flores sampai Bali dengan singgah di beberapa tempat, Menteri PP dan K beserta rombongan waktu itu menggunakan pesawat terbang khusus carteran, sebuah pesawat kecil bermesin dua,  de Havilland DH.114 Heron buatan Inggris.

Di akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980, ayah saya mulai mengumpulkan kembali buku-buku yang pernah ditulisnya untuk disimpan dalam lemari buku pribadi sebagai koleksi di rumah.  

Semua buku yang pernah ditulisnya, dengan mudah dapat dikumpulkan kembali, karena selain sebagian besar memang masih ada dalam arsip yang dikelolanya di rumah, beberapa buku lainnya masih mudah diperoleh di beberapa toko buku di Jakarta.  

Satu-satunya buku yang tidak berhasil dikumpulkan adalah buku yang berjudul Dari Pulau Bunga ke Pulau Dewa itu.  

Pada awalnya ayah saya menyimpan beberapa buku sebagai persediaan di rumah. Namun ternyata minat yang cukup besar dari teman dan kerabatnya  yang kerap datang ke rumah, telah menyebabkan pada akhirnya ayah saya sendiri tidak memiliki lagi buku itu. 

Sejak itulah ayah saya berusaha mencari kemana-mana termasuk ke jajaran toko buku bekas antara lain di kawasan Kramat Jakarta Pusat.  

Sampai akhir tahun 1980-an, ayah saya mulai mengeluh kepada siapa saja yang dianggapnya dapat membantu memperoleh kembali buku yang satu itu.  

Lebih kurang di tahun 1990 muncul teman ayah yang baru kembali dari Amerika Serikat mengabarkan kepada ayah saya bahwa tidak usah khawatir tentang buku Dari Pulau Bunga ke Pulau Dewa, karena paling tidak masih ada satu eksemplar yang tersimpan dengan baik di Washington DC.  

Buku itu tersimpan di Library of Congress , Washington DC Amerika Serikat, sebuah institusi budaya tertua milik pemerintah federal yang juga merupakan perpustakaan terbesar di dunia. 

Teman karib ayah saya berkata pada ayah saya dalam bahasa Belanda : “Uw boek bestaan nog steeds in  Library of Congress”.  Mudah-mudahan tidak salah tulis karena saya memang tidak bisa bahasa Belanda. 

Ayah saya cukup senang mendengarnya, walau kelihatan dari wajahnya  keinginan yang sangat besar  untuk tetap dapat melihatnya kembali.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com