JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Luluk Nur Hamidah mengingatkan, para tokoh agama menjalankan tugasnya mendidik umat agar memahami esensi kehidupan yang beragam dengan saling menghargai.
Menurut dia, peran tokoh-tokoh agama sangat penting untuk menciptakan kehidupan antarumat beragama yang lebih toleran.
Dengan demikian, tindakan diskriminatif seperti aksi perusakan terhadap Masjid Ahmadiyah di Kelurahan Purworejo, Kecamatan Ringin Arum, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, bisa dihindari.
"Tugas para pemimpin agama adalah untuk mendidik para umatnya agar terus belajar dan hidup bersama dengan saling menghargai," ujar Luluk saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/5/2016).
Dengan keberagaman di Indonesia, lanjut dia, masyarakat lebih toleran tanpa mengedepankan kekerasan jika terjadi perbedaaan.
Ia pun menyesalkan terjadinya aksi perusakan Masjid Ahmadiyah di Kelurahan Purworejo, Kecamatan Ringin Arum, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (23/5/2016) dini hari, oleh sekelompok orang tidak dikenal.
Luluk mengatakan, siapapun yang diduga menjadi pelaku perusakan harus bisa menahan diri dan mengedepankan dialog.
"Meskipun kita tidak sepemaham dengan keyakinan orang lain, setidaknya kita bisa menghagai dan mencintai sebagai sesama manusia. Esensi kehidupan beragama itu memanusiakan manusia," kata Luluk.
Masjid Ahmadiyah di Kendal dirusak orang tak dikenal pada Senin dini hari. Menurut informasi pengurus masjid, tidak ada saksi yang melihat tindakan perusakan.
Sebelum perusakan, masjid didatangi lurah dan camat setempat.
Lurah meminta pembangunan masjid dihentikan dengan alasan ditolak warga.
Padahal, masjid tersebut telah mengantongi sertifikat dan izin mendirikan bangunan (IMB) sejak awal dibangun pada 2003.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Ahmad mengatakan, perusakan Masjid Ahmadiyah tersebut tengah diproses oleh kepolisian setempat.
Kepolisian akan menindak para pelaku perusakan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.