Saat jadi pembicara kunci dalam acara "Morning Tea with President Jokowi" dengan para pengusaha Kodan Indonesia, di Berkeley Suite, Hotel Lotte, Seoul, Korea Selatan, Senin (16/5), Presiden Joko Widodo menampilkan foto dirinya bersama putrinya, Kahiyang Ayu, dan Cho Min-ho, penyanyi grup vokal Korsel SHINee.
"Saya punya seorang anak perempuan, namanya Kahiyang Ayu. Saya mendampinginya ketika menonton konser SHINee dua tahun lalu. Ini Ayu, saya, bersama Choi Min-ho," tuturnya seraya menunjukkan foto dua tahun lalu ketika menemani putrinya menonton penampilan SHINee di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Maret 2013.
Sekitar 400 pengusaha Korea yang hadir lalu bertepuk tangan. Jokowi tersenyum lebar dan suasana pertemuan pun mencair.
Presiden kemudian bercerita, ia mengagumi semangat kerja orang Korsel sejak masih menjadi pengusaha mebel yang dijalaninya selama 22 tahun.
"Saya pernah mempekerjakan manajer pabrik berkewarganegaraan Korea. Dalam waktu tiga tahun, ia dapat meningkatkan produktivitas pabrik saya dua kali lipat!" tuturnya penuh semangat.
Selanjutnya, Presiden Jokowi pun mulai "menjual" pembangunan berbagai infrastruktur dengan skala yang besar kepada para calon investor Korsel tersebut. Indonesia, kata Jokowi, sudah memiliki kondisi politik dan ekonomi yang stabil.
"Kami meluncurkan program pembangunan infrastruktur terbesar dalam sejarah negeri kami. Kalau tidak percaya, tanyakan kepada para jurnalis di Indonesia, tanyakan juga kepada duta besar Anda. Saya percaya mereka semua pasti akan terkejut melihat pembangunan di Indonesia," paparnya.
Presiden Jokowi pun memaparkan foto-foto pembangunan infrastruktur, grafik target, dan peluang investasi di Indonesia hingga tahun 2019 kepada pengusaha Korsel.
Mulai dari pembangkit listrik 35.000 megawatt, 163 pelabuhan baru, 999,62 kilometer jalan tol baru, 3.257,31 kilometer jaringan rel kereta baru, sistem irigasi untuk 1 juta hektar lahan, sampai 49 bendungan untuk mendukung sistem irigasi.
"Semuanya itu? tak akan terjadi jika kami tidak ?mereformasi ekonomi dengan berbagai usaha. Mulai dari paket kebijakan ekonomi pertama hingga ke-12 untuk memangkas aturan-aturan yang menghambat investasi," tutur Presiden.
"Pali-pali"
"Pokoknya, seperti kata orang Korsel, Kita harus pali-pali. Artinya, kita harus kerja cepat, cepat, dan cepat," kata Presiden meyakinkan pengusaha Korsel.
Istilah pali-pali muncul dalam acara pertemuan Presiden dengan sekitar 1.300 warga negara Indonesia di Korsel sesaat setelah tiba di Seoul, Minggu (15/5) malam. Istilah itu diperkenalkan para tenaga kerja Indonesia yang hadir bertemu Presiden.
"Kami diminta pali-pali, yang artinya 'kerja harus cepat dan berhasil' Pak," cerita seorang pekerja dalam dialog dengan Presiden Jokowi.
Seperti biasa kala berkunjung ke luar negeri, Presiden Jokowi memotivasi diaspora Indonesia untuk belajar dan bekerja lebih keras agar berhasil lalu pulang dan membangun Indonesia.