Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Etnis Uighur Mau Gabung Kelompok Santoso Menurut Polri

Kompas.com - 27/04/2016, 19:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menganggap bangsa Uighur tertarik bergabung dengan kelompok Santoso karena kesamaan ideologi.

Hal tersebut didapat dari hasil pemeriksaan polisi terhadap anggota kelompok beretnis Uighur yang ditangkap satuan gabungan operasi Tinombala. Suku Uighur adalah salah satu kaum minoritas muslim di Tiongkok.

"Pada prinsipnya mereka merasa sejalan dengan perjuangan yang dilakukan. Dan kemudian mereka bersimpati dengan kelompok ini, padahal mereka orang luar," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (27/4/2016).

Boy mengatakan, orang dari Uighur memahami perjuangan Santoso dalam berjihad. Melihat pemberitaan Santoso yang meluas hingga ke mancanegara, kata Boy, muncul rasa simpati mereka.

(baca: Kapolri: Operasi Tinombala sampai Anggota Kelompok Santoso Habis)

"Bisa jadi ada kesamaan ideologi dalam perjuangan dan mereka menganggap bagian dari mereka sendiri," kata Boy.

"Pada akhirnya membantu dan ikut dalam perjuangan itu dan rela segala macam, harta benda bahkan nyawa," lanjut dia.

(baca: Polri Minta Santoso Segera Serahkan Diri)

Boy memperkirakan etnis Uighur mulai bergabung dengan kelompok Santoso sejak 2013. Saat itu, sejumlah anggota Santoso dari Uighur juga tertangkap oleh satuan tugas yang memburu Santoso.

Boy belum dapat memastikan berapa jumlah keseluruhan orang Uighur yang bergabung ke kelompok Santoso.

Namun, sepanjang 2016, tercatat empat orang sudah ditangkap dan satu lagi tewas ditembak. (baca: Satu Anggota Santoso yang Ditembak Berasal dari Suku Uighur)

"Mereka kan bergelombang (datangnya), dia tidak satu gelombang. Kita terus belum berhenti mencari mereka sampai mereka menyerahkan diri, sampai mereka dapat ditundukkan," kata Boy.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tetap mewaspadai kelompok dari suku Uighur asal Tiongkok yang sudah masuk ke Indonesia.

(baca: BNPT Waspadai Anggota Etnis Uighur yang Masuk ke Indonesia)

Apalagi, sempat ada permintaan tukar tahanan Uighur di Indonesia yang ditangkap dengan buronan BLBI Samadikun Hartono, namun pemerintah menolaknya.

"Perlu diwaspadai. Sementara yang terdeteksi kan hanya delapan orang yang bergabung dalam kelompok Santoso, sudah dilakukan proses penahanan, penangkapan yang dilakukan oleh pihak jajaran kepolisian," kata Brigjen Pol Herwan Chaidir, Deputi I Bidang Perlindungan BNPT.

Herwan menilai, kelompok Uighur datang ke Indonesia karena mereka melihat bahwa di Indonesia ada tempat untuk berjihad atau berjuang.

Setelah beberapa orang dari etnis Uighur itu ditangkap, diharapkan tidak ada lagi yang melakukan hal sama di Indonesia.

Kompas TV Teroris Poso yang Tewas Membawa Bom
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com