JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyayangkan peristiwa dugaan intimidasi sekaligus kekerasan yang menimpa jurnalis foto saat rusuh di Lapas Banceuy, Bandung, pada Sabtu (23/4/2016) lalu.
Yasonna berharap peristiwa tersebut lebih baik diselesaikan tidak melalui prosedur hukum, tetapi melalui jalur damai.
"Lebih baik diselesaikan secara baik-baiklah," ujar Yasonna di Istana, Senin (25/4/2016) siang.
Meski demikian, kementeriannya telah menyerahkan perkara tersebut kepada Kepala Polda Jawa Barat. Dia berharap Kapolda dapat bertemu semua pihak yang terlibat dalam perkara tersebut untuk diselesaikan secara damai.
"Kami sudah minta Pak Kapolda yang urus itu. Mungkin bisa bertemu AJI (Aliansi Jurnalis Independen) atau yang lainnya. Kami serahkan apa kebijakan Pak Kapolda," ujar dia.
(Baca: Polri Minta Maaf atas Ancaman terhadap Jurnalis yang Liput Kebakaran Lapas Banceuy)
Soal peristiwa intimidasi sekaligus dugaan kekerasan terhadap jurnalis itu sendiri, dia yakin hal itu di luar kesengajaan. Ia yakin hal itu disebabkan oleh emosi sesaat saja.
"Mungkin itu karena lagi capek. Mereka jadi emosi sedikit. Kami harap kejadian itu tidak terulang lagilah. Kami menyesalkan itu," ujar dia.
Sebelumnya, organisasi wartawan AJI mengecam bentuk intimidasi seorang jurnalis bernama Ibenk yang sedang bertugas di Lapas Banceuy, saat rusuh, Sabtu kemarin.
Oleh komandan Brimob Polri yang tengah bekerja, ia dipaksa menghapus foto-foto tentang beberapa napi yang tergeletak di lorong lapas dan mengalami luka. Kameranya juga sempat direbut.