Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Anggota Komisi V Menangis Saat Diperiksa Penyidik KPK

Kompas.com - 25/04/2016, 14:15 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Alamuddin Dimyati Rois, dan anggota Komisi V DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Damayanti Wisnu Putranti, menangis saat diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Alamuddin dan Damayanti menangis saat penyidik KPK membandingkan keterangan keduanya.

Hal tersebut terungkap saat Alamuddin memberikan keterangan sebagai saksi dalam persidangan dengan terdakwa Direktur Utama PT Windhu Tunggal Utama Abdul Khoir di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (25/4/2016).

Abdul Khoir ditetapkan sebagai tersangka bersama-sama dengan Damayanti terkait proyek Jalan Trans-Seram di Maluku yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pembangunan Rakyat.

(Baca: Damayanti Disebut Terima Rp 3,28 Miliar dari Dirut PT WTU)

Dalam persidangan, penuntut umum dari KPK tengah membandingkan keterangan Alamuddin dengan alat bukti berupa percakapan dia dan Damayanti melalui pesan singkat.

Menurut penuntut umum, Damayanti pernah memberi tahu Alamuddin bahwa proyek melalui dana aspirasi, yang seharusnya diberikan kepadanya di Maluku, malah diberikan kepada anggota Fraksi PKB lainnya, yakni Musa Zainuddin.

"Waktu itu ingat tidak, sambil menangis saat diperiksa di KPK, sama Damayanti?" ujar penuntut umum KPK.

Alamuddin kemudian membantah bahwa ia menangis karena takut saat keterangannya dikonfrontasi dengan Damayanti.

(Baca: Dugaan Suap Proyek, "Nyanyian" Damayanti, hingga Aksi Tutup Mulut Komisi V DPR)

Menurut dia, tidak pernah ada pembicaraan soal proyek miliknya di Maluku yang direbut oleh anggota Fraksi PKB lainnya. Alamuddin sendiri mengaku tidak mengetahui adanya proyek di Maluku.

"Kami sering curhat. Mbak Yanti nangis, jadi saya ikut nangis. Mbak Yanti bilang titip anak," kata Alamuddin.

Kompas TV Komisi V DPR Suap "Berjamaah"?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com