Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika "Sembilan Kartini" Bersedih dan Nekat Mengecor Kaki di Depan Istana...

Kompas.com - 14/04/2016, 06:06 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sembilan ibu-ibu berjejer duduk mengahadap sebuah kotak kayu di depan Istana Negara. Matahari tepat berada di atas kepala mereka. Satu diantaranya menangis tersedu. Kakinya membesar dibalut gips putih.

Para ibu ini bukanlah korban tabrak lari. Mereka adalah petani yang hidup di sekitar Gunung Kendeng, Jawa Tengah. Sembilan petani itu menamakan diri "Kartini Pegunungan Kendeng".

Sembilan Kartini tersebut melakukan aksi mengecor kaki sebagai bentuk protes terhadap pendirian pabrik semen, Selasa (12/4/2016) siang. Mereka ingin berdialog bersama Presiden Joko Widodo.

Di tengah mereka, Deni Yulianti (28) terlihat terisak. Dia berusaha kuat menahan tangisnya yang terus keluar.

Siang itu, dia duduk menanti menghadap sebuah kotak kayu sambil membenamkan kaki ke dalamnya. Ia masih menunggu bahan baku semen untuk menanam kaki yang datang terlambat.

Deni berasal dari Grobogan. Lima orang petani lainnya yang datang bersama Deni berasal dari Rembang. Sisanya, tiga orang berasal dari Pati, Jawa Tengah.

Aksi Kartini Pegunungan Kendeng tergolong berbaya.

Kristian Erdianto Sembilan petani perempuan yang kerap disebut Kartini pegunungan Kendeng, kembali menggelar aksi protes dengan mengecor kaki mereka dengan semen, di seberang Istana Negara, Rabu (13/4/2016). Mereka menolak keberadaan pabrik semen di wilayah Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, karena berdampak buruk pada kondisi lingkungan.
Selasa pagi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki berkunjung ke mes Kontras, tempat "Kartini" menginap. Teten memperingatkan bahaya atas aksi yang mereka lakukan.

Deni menyadari bahaya aksinya bersama petani lainnya. Namun, ia sudah membulatkan tekad tetap ingin melanjutkan.

"Jika pabrik semen terus berdiri justru lebih berbahaya buat saya dan generasi mendatang," ujar Deni.

Melalui aksi ini, Deni berharap tidak adanya pabrik semen yang berdiri di Jawa Tengah.

Di Rembang, PT. Semen Indonesia sudah mendirikan pabriknya sejak 16 Juni 2014. Masyarakat mendirikan tenda di depan pintu masuk-keluar berat sebagai bentuk protes.

Murtini (36), salah satunya. Ia berangkat ke tenda malam hari, lalu seharian di tenda, dan pulang malam berikutnya berganti dengan petani lain.

Menurut Murtini, jika musim panen, ada sekitar 30 orang berjaga di tenda. Jika tidak musim panen, ada 8-12 orang, sisanya melanjutkan hidup mengolah sawah.

"Kadang orang pabrik bilang, jangan disini bu, disini panas. Pulang saja," tutur ibu satu anak ini.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com