Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika "Sembilan Kartini" Bersedih dan Nekat Mengecor Kaki di Depan Istana...

Kompas.com - 14/04/2016, 06:06 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Bagaimana sikap pemerintah?

Menurut Murtini, Camat dan pejabat desa lainnya pernah mengunjungi mereka ke tenda. Namun, tak ada perbincangan yang berarti.

"Mereka datang hanya untuk melihat. Pak Gubernur datang malah tanya Amdal. Ibu-ibu kan enggak tahu Amdal (Analisis mengenai dampak lingkungan)," papar Murtini.

Senada dengan Murtini, Joko Priyanto (34), petani Rembang, bertanya balik soal Amdal kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ia datang ke tenda. Hasilnya, Gubernur tidak bisa menjawab.

"Kalau sudah baca Amdal harusnya dia berani cabut izin pabrik. Amdal tidak sesuai dengan fakta di lapangan," ucap Joko.

Kristian Erdianto Sembilan petani perempuan yang kerap disebut Kartini Pegunungan Kendeng kembali melakukan aksi protes dengan mengecor kaki mereka di seberang Istana Negara pada Rabu (13/4/2016). Hal ini merupakan bentuk protes petani terhadap pendirian pabrik semen PT. Semen Indonesia. Sembilan Kartini Pegunungan Kendeng tersebut merupakan para petani sepanjang pegunungan Kendeng yaitu Rembang, Pati, Blora, dan Grobogan, Jawa Tengah.
Menurut Joko, kawasan pabrik berada di kawasan Cekungan Air Tanah (CAT) watuputih yang merupakan pelindung geologi. CAT berfungsi sebagai pemasok air pegunungan Kendeng Utara.

CAT Indonesia dilindungi oleh Keputusan Presiden RI Nomer 26 Tahun 2011.

(Baca: Tolak Pabrik Semen, 9 Kartini Pegunungan Kendeng Mengecor Kaki di Depan Istana)

Sedikit lebih baik, di Pati belum sampai ada pabrik berdiri. Namun, PT. Sahabat Mulya Sejati, anak perusahaan PT. Indocement,  berencana mendirikan pabrik semen. 

Wwarga mengambil langkah menolak pendirian pabrik.

Pada 17 Oktober, masyarakat Pati menggugat pabrik Indocement ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang.

Hakim Andi Budi Sulistyo memenangkan gugatan warga terhadap izin pendirian pabrik. Namun, upaya mendirikan pabrik belum selesai begitu saja.

Bupati Pati bersama PT. Sahabat Mulya Sejati mengajukan banding atas gugatan warga itu.

Menurut Ngatemi (42), petani asal Pati, tidak ada sosialisasi pendirian pabrik kepada masyarakat. Tiba-tiba izin pendirian pabrik keluar begitu saja.

"Tidak ada sosialisasi apapun. Kami sangat marah kepada pemerintah daerah," kata Ngatemi.

Ngatemi mempertanyakan keluarnya Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Menurutnya, bila pemerintah peduli lingkungan, pemberian izin amdal tidak terjadi.

(Baca: Istana Sulit Penuhi Tuntutan Sembilan "Kartini" yang Mengecor Kaki di Depan Istana)

Deni menyebutkan, saat bertani ia sudah tidak bisa lagi bergantung pada musim. Banyak mata air yang kering.

"Kalau alam sudah rusak, bagaimana anak cucu kita nant," kata Deni.

Selasa (12/4/2016) pagi, sebelum para "Kartini" berangkat ke Istana Negara, Alexandra Herlina (45) sudah memberikan arahan terkait aksi mengecor kaki.

Lina, sapaan Alexandra paham bahaya yang akan diterima "Kartini". Dia lah yang mengawasi kondisi kesehatan para petani perempuan yang punya tekad bulat itu.

"Semen tidak boleh kontak langsung dengan kulit. Tidak boleh hiruo asap yang keluar saat mengaduk semen," ucap dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu.

Herlina mengatakan, hanya aksi beberapa jam saja ketakutan yang ditimbulkan sudah luar biasa.

"Apalagi kalau pabrik semen sudah berdiri di lingkungan padat penduduk, bisa dibayangkan efek sampingnya," tambah Lina.

Menurut Joko, masih ada satu doker yang membantu para "Kartini".

"Ia tidak bisa ikut ke Jakarta karena bekerja sebagai Kepala Puskesmas di Rembang," ucap Joko.

Kompas TV Petani Protes Pembangunan Pabrik Semen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com