Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos: Problem Utama Kita adalah Kemiskinan dan Ketidakharmonisan Sosial

Kompas.com - 13/04/2016, 08:17 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


AMBON, KOMPAS.com -
Indonesia merupakan negara dengan penduduk majemuk yang terdiri dari beragam suku, ras, dan agama. Namun, keragaman ini rentan menjadi kekisruhan, terutama ketika ada kesenjangan sosial.

“Problem utama kita adalah kemiskinan dan ketidakharmonisan sosial, kemudian memicu keributan,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam Konferensi Nasional Ikatan Pendidikan Pekerjaan/Kesejahteraan Sosial Indonesia, Kota Ambon, Maluku, Senin (11/4/2016).

Padahal, kata Khofifah, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mencantumkan perdamaian dan keadilan sosial sebagai dasar upaya pencapaian tujuan negara. Mengacu pada hal itu, ujar dia, sudah sepantasnya Indonesia melaksanakan dan memotivasi diri untuk menjaga kerukunan antarwarga.

“Sudah saatnya kita membentuk sebuah sistem peringatan dini untuk menjaga dan menangani penyebab keributan sebelum meluas,” tegas Khofifah.

Berdasarkan pemikiran tersebut, papar Khofifah, Kementerian Sosial membentuk Forum Keserasian Sosial di daerah yang rawan konflik sosial. Surabaya di Jawa Timur dan Makassar di Sulawesi Selatan, adalah dua kota di antaranya.

LUCKY PRANSISKA Salamah kembali ke rumahnya seusai mandi di WC umum di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2014). Kelurahan Tanah Tinggi merupakan satu dari 10 kelurahan di DKI Jakarta yang memiliki potensi kerawanan sosial, terkait lemahnya aspek kependudukan, sosial, ekonomi, kebersihan lingkungan dan keamanan. KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Merujuk data United Nation Development Program (UNDP), ada 143 kabupaten kota di Indonesia yang rawan konflik sosial. Pada tahap selanjutnya, kata Khofifah, forum ini akan dibentuk pula di tingkat provinsi dan nasional.

Hingga awal April 2016, forum tersebut sudah terbentuk di 2.000 desa. Rencananya, Kementerian Sosial menyiapkan 500 desa lagi untuk memiliki forum ini, terutama di wilayah yang masuk kategori daerah rawan konflik sosial.

Menurut Khofifah, forum tersebut dibentuk menjadi sebuah institusi legal agar masyarakat memiliki wadah dan mampu mengkomunikasikan pendapatnya secara sah. Masalah yang dapat disampaikan mencakup persoalan agama, ketidakadilan sosial dan ekonomi, serta berbagai isu setempat lain.

“Mereka (masyarakat) jadi punya penggerak. Misalnya, ada masalah harmoni antar-umat beragama, maka tokoh yang ditunjuk dan disetujui pihak setempat dapat menangani. Semua bisa ikut turun tangan sejak terlihat indikasi awal,” ungkap Khofifah.

Putus rantai kemiskinan

Terkait pengentasan kemiskinan, Menteri Sosial juga sekaligus menyerahkan bantuan khusus Program Keluarga Harapan (PKH) dalam kunjungannya ke Ambon. Bantuan diserahkan di Desa Hunuth Durian Patah, Kota Ambon, yang merupakan daerah termiskin nomor empat di Indonesia.

Selain menyerahkan bantuan tersebut, Khofifah melakukan peletakan batu pertama penyerahan PKH dan bantuan keserasian sosial. Di Maluku tercatat ada 35.571 keluarga penerima PKH, dengan nilai total Rp 53 miliar.

KOMPAS.com/ANNE ANGGRAENI FATHANA Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Senin (11/4/2016), meletakkan batu pertama penanda penyerahan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Hunuth Durian Patah, Kota Ambon, Maluku.

Adapun bantuan keserasian sosial diberikan ke 10 desa, senilai lebih dari Rp 1 miliar. Khusus Kota Ambon, ada 1.659 keluarga penerima bantuan PKH senilai Rp 2 miliar. Kementerian Sosial menyerahkan juga bantuan senilai Rp 327 juta untuk tiga desa di kota ini.

PKH, tegas Khofifah, diserahkan dalam empat tahap per tahun. Nominal bantuan bisa berbeda per keluarga, tergantung kepada kondisi dan jenjang sekolah anak dalam keluarga itu. Untuk periode Maret hingga April 2016, pencairan PKH bersamaan dengan pengucuran bantuan tetap senilai Rp 500.000.

“PKH (juga) kami tujukan diterima oleh ibu-ibu, salah satunya, untuk menjaga kecukupan gizi dan kesehatan ibu hamil serta bayi,” imbuh Khofifah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com