Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Lambat Ambil Keputusan soal Polemik Taksi "Online"

Kompas.com - 23/03/2016, 11:55 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah dinilai lambat mencari solusi dalam menghadapi polemik munculnya transportasi berbasis aplikasi, seperti Uber dan Grab Car.

Demonstrasi yang dilakukan sopir taksi konvensional untuk memprotes keberadaan Uber dan Grab Car sudah dilakukan sejak Senin (14/3/2016) lalu dan berlanjut pada Selasa (22/3/2016) kemarin, dengan sejumlah aksi anarkistis di sejumlah titik.

Namun, saat ini, pemerintah belum mengeluarkan keputusan atau kebijakan untuk mengatasi masalah ini.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Gabungan sopir taksi dan bajaj melakukan aksi demonstrasi di sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Mereka menuntut pemerintah menutup angkutan umum berbasis online karena dianggap mematikan mata pencaharian mereka.
"Inilah akibatnya apabila negara tidak segera hadir menyelesaikan polemik yang melibatkan banyak orang dan banyak pihak, anarkisme kemudian terjadi di mana-mana karena pemerintah dianggap tidak mampu bersikap adil," kata anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani saat dihubungi, Rabu (23/3/2016).

Menurut dia, kondisi ini sudah diprediksi sejak jauh-jauh hari.

"Negara harus segera hadir menghindari gelombang anarkisme yang lebih besar," ujar politisi Partai Hanura ini.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Gabungan sopir taksi dan bajaj memarkirkan taksi di kawasan Monumen Nasional saat melakukan aksi demonstrasi di Jakarta, Selasa (22/3/2016). Mereka menuntut pemerintah menutup angkutan umum berbasis online karena dianggap mematikan mata pencaharian mereka. KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES
Miryam pun mengimbau agar para sopir taksi dan angkutan umum konvensional dapat menahan diri sampai menunggu pemerintah mencari solusi yang tepat.

Dia menilai, langkah pemerintah memang lambat. Namun, hal tersebut bukan alasan untuk berbuat aksi anarkistis.

"Demontrasi dalam rangka menyampaikan aspirasi adalah wajar dan sah-sah saja selama tidak mengganggu dan merusak fasilitas umum, apalagi sampai merugikan orang lain," kata dia.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Sopir taksi melakukan aksi demonstrasi di sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Mereka menuntut pemerintah menutup angkutan umum berbasis online karena dianggap mematikan mata pencaharian mereka.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengakui, pemerintah belum dapat memutuskan regulasi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan antara pihak pengemudi angkutan darat dan angkutan berbasis aplikasi.

"Sekarang ini kami belum tahu," ujar Luhut di kantornya, Selasa (22/3/2016).

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara baru akan bertemu pada hari ini untuk membicarakan solusi terbaik bagi kedua belah pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com