Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh: Kasus Bupati Ogan Ilir di Luar Batas Toleransi

Kompas.com - 14/03/2016, 16:36 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menilai, penangkapan Bupati Ogan Ilir AW Nofiadi merupakan hal yang memilukan dan memalukan.

Surya menyayangkan penangkapan kepala daerah tersebut. Pasalnya, ia baru saja dilantik setelah berjuang memenangi persaingan saat pilkada serentak 2015.

"Peristiwa ini di luar batasan toleransi yang bisa dipahami. Berjuang di pilkada, baru saja dilantik, lalu ditangkap karena narkoba," ujar Surya saat menghadiri konsolidasi kader Partai Nasdem Kalimantan Timur di Samarinda, Senin (14/3/2016).

Hal itu disampaikan Surya menyikapi penangkapan Nofiadi oleh petugas Badan Narkotika Nasional di Palembang. 

Surya menambahkan, hal tersebut semakin memperburuk citra partai politik yang selama ini sudah buruk di mata masyarakat. (Baca: Agung Laksono Terkejut Kader Golkar Bupati Ogan Ilir Ditangkap BNN)

Masyarakat, menurut dia, masih bersikap tak hormat terhadap parpol dan menaruh kecurigaan yang besar terhadap partai politik seakan semua elite partai penuh rasa egoistis.

Berkaca pada kasus tersebut, ia berpesan kepada kader Partai Nasdem untuk tetap memperhatikan profesionalitas dan moralitas dengan menjaga perilaku dan sikap setiap kader.

"Karena satu orang berbuat salah, implikasinya tidak hanya ke satu atau dua orang saja. Mungkin jutaan kader Nasdem terkena imbasnya," kata Surya.

Surya berharap kejadian tersebut tak lagi terjadi lagi terhadap kepala daerah lainnya. (Baca: Menteri Yuddy Nilai Bupati Ogan Ilir Layak Dinonaktifkan)

"Saya harap kader Nasdem juga bisa memberikan suri tauladan yang baik kepada masyarakat," imbuhnya.

Hasil tes urine milik Nofiadi menunjukkan positif mengandung metamfetamin. Ofi (27), sapaan akrab bupati tersebut, lalu ditetapkan sebagai tersangka bersama empat temannya. (Baca: Bupati Ogan Ilir Ditetapkan sebagai Tersangka Narkoba)

Saat menggeledah rumah pribadi Nofiadi di Jalan Musyawarah III, Kelurahan Karanganyar Gandus, Minggu (13/3/2015) malam, petugas sempat dihadang beberapa orang penjaga rumah. Sempat terjadi cekcok dan keributan kecil antara kedua pihak.

Salah satu orang yang disebut menghalang-halangi adalah ayah Nofiandi, Mawardi Yahya, yang juga mantan Bupati Ogan Ilir. Nofiadi dan Mawardi tinggal di rumah berbeda, tetapi masih dalam satu halaman.

Petugas BNN baru bisa memasuki halaman dan rumah Bupati Ogan Ilir sekitar pukul 22.00 WIB. (Baca: Positif Konsumsi Narkoba, Bupati Ogan Ilir dan 2 PNS Dibawa ke Jakarta)

Saat petugas masuk dan menggeledah, tak ada barang bukti yang berhasil ditemukan, baik berupa narkoba maupun alat isap. Namun, anggota BNN langsung menggelar tes urine di tempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com