Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan Desak Pemerintah Segera Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Kompas.com - 08/03/2016, 18:00 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional 2016, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) meminta Pemerintah dan DPR serius dalam membahas Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual.

Ketua Subkomisi Pemantauan Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin, mengatakan bahwa angka kekerasan seksual terhadap perempuan terus meningkat tiap tahunnya.

Oleh karena itu, pemerintah harus segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang saat ini sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional Tambahan 2016.

"Harus ada UU yang mengatur, karena dengan KUHP saja tidak cukup. KUHP hanya bicara soal pencabulan dan pelecehan seksual yang tidak holistik," ujar Mariana saat ditemui di kantor Komnas Perempuan, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2016).

Menurut penuturan Mariana, RUU tersebut digagas oleh Komnas Perempuan dan beberapa LSM yang fokus pada isu kekerasan terhadap perempuan.

Dalam RUU tersebut mengatur secara detail mengenai definisi kekerasan seksual, kecenderungan tindakan yang dialami korban, kecenderungan pelaku, jenis hukuman yang pantas dijatuhkan dan pasal yang mengatur soal pemulihan korban kekerasan seksual sampai dia benar-benar kembali pulih.

"Itu berdasarkan kajian. Naskah akademiknya juga sudah ada. Sudah masuk Prolegnas tambahan 2016," ucapnya.

Sebelumnya, Komnas Perempuan telah mengeluarkan Catatan Tahunan (Catahu) tahun 2016, yang diluncurkan setiap tahun bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional 8 Maret.

Catahu 2016 merupakan kumpulan temuan dari beragam kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi sepanjang tahun 2015.

Berdasarkan jumlah kasus yang didapat dari 232 lembaga mitra Komnas Perempuan di 34 provinsi, terdapat 16.217 kasus yang berhasil didokumentasikan.

Jenis kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol kekerasan terjadi di ranah personal. Di ranah personal Catahu 2016 menunjukkan terjadi kenaikan data jenis kekerasan seksual dibanding tahun sebelumnya, yakni 11.207 kasus.

(Baca: Komnas Perempuan Mencatat 16.217 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan pada 2015)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com