JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pemerintah dalam hal pemberantasan tindak pidana korupsi dinilai perlu didukung oleh tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang lebih moderat.
Menurut anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Maman Imanulhaq, saat ini aksi-aksi teror sudah dilakukan secara terbuka melalui internet dan media sosial.
Aksi yang dilakukan oleh kelompok berpaham puritanisme dan intoleran tersebut tidak segan untuk melontarkan ujaran kebencian di ranah publik.
Maman sendiri mengaku masih banyak menemukan situs-situs kelompol radikal yang masih aktif melakukan seruan aksi kekerasan ataupun menyerang kelompok lain yang berbeda aliran.
"Mereka cenderung menggunakan bahasa kekerasan melalui internet," kata Maman dalam sebuah dialog kebangsaan bertajuk "Deradikalisasi Kaum Muda" di Aula Wisma Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Jakarta, Senin (29/2/2016).
"Saya termasuk anggota panel Kementerian Komunikasi dan Informasi pemblokiran situs-situs radikal. Ada 10 yang kami blokir, tapi ada ribuan yang akan muncul," ujarnya.
Berangkat dari fakta tersebut Maman meminta tokoh-tokoh muda yang moderat juga bisa melakukan penangkalan terhadap isu yang dilontarkan kelompok intoleran di media sosial.
Menurut dia, saat ini tidak ada kekuatan untuk mengimbangi kekuatan kelompok intoleran. Padahal, saat ini media sosial merupakan medium yang paling sering digunakan untuk menyebar kebencian kelompok intoleran.
Akibatnya, paham mereka semakin menyebar dan mampu merekrut banyak anggota.
"Kelompok moderat dan toleran kurang bisa memanfaatkan media sosial untuk mengimbangi kekuatan intoleransi di media sosial," kata Maman.
Lebih lanjut Maman mengatakan, membasmi terorisme harus dilakukan mulai dari akar persoalan di masyarakat.
Jika tokoh-tokoh moderat tidak melakukan sesuatu dan cenderung membiarkan, ia khawatir toleransi tidak akan bisa dibangun di Indonesia.
"Saya ingin mengajak tokoh-tokoh moderat dari NU, Muhammadyah dan organisasi lain untuk melawan radikalisme melalui media sosial," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.