Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Garuda "Delay" karena Masalah Teknis, Menteri Desa Dinilai Tak Paham Profesionalisme

Kompas.com - 25/02/2016, 13:22 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi VI DPR Hafidz Tohir mengkritik sikap Menteri Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal Marwan Jafar yang menyalahkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

Marwan melayangkan kritiknya atas pelayanan Garuda Indonesia.

Menurut Hafidz, yang terjadi pada Marwan disebabkan oleh kesalahannya sendiri. (Baca: Gara-gara "Delay", Menteri Desa Kesal dengan Garuda)

"Dia tidak memahami profesionalisme. Dia enggak profesional, Nawacita-nya jauhlah," kata Hafidz di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/2/2016).

Sebagai mitra kerja BUMN yang menaungi Garuda, ia mengatakan, Komisi VI selama ini selalu menuntut agar Garuda bertindak secara profesional dalam menjalankan tugasnya.

"Yang salah ya yang terlambat. Kalau Garuda diperlakukan semena-mena gitu (disalahkan), dia akan lepas profesionalnya," kata dia.

Ia menambahkan, Marwan seharusnya memahami regulasi penerbangan. Terlebih lagi, Marwan pernah duduk sebagai anggota Komisi V yang bertugas menyusun regulasi penerbangan tersebut.

Tak memuaskan

Marwan sebelumnya mengeluhkan bahwa kinerja Garuda masih bobrok dan jauh dari memuaskan. Salah satu hal yang dikeluhkan adalah delay yang masih terjadi.

Hal itu dialami Marwan ketika hendak terbang ke Yogyakarta menggunakan maskapai pelat merah tersebut.

Juru Bicara Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar, mengungkapkan, seharusnya rombongan VIP Menteri Desa Marwan terbang menggunakan penerbangan GA 204 Cengkareng-Yogyakarta pukul 08.05 WIB.

Hingga panggilan terakhir pukul 08.00, posisi rombongan VIP tersebut belum diketahui.

Ketika pesawat diterbangkan sesuai jadwal, rombongan Marwan diketahui baru sampai di Terminal VIP Room Terminal 1.

Untuk mengakomodasi penumpang VIP itu, Garuda kemudian mengalihkan Menteri Marwan ke penerbangan selanjutnya, yakni GA 206, yang berangkat pada pukul 10.05 WIB.

Pada saat persiapan, pesawat GA 206 dengan registrasi PK-GEH ditemukan dalam kondisi gangguan teknis. Karena perbaikan cukup lama, pihak Garuda memutuskan melakukan penggantian pesawat ke unit beregistrasi PK-GFO.

Proses penggantian itu memakan waktu selama satu jam karena perlu memindahkan penumpang, isi kargo yang merupakan barang bawaan dan konsumsi penumpang, serta barang kebutuhan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com