JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui bahwa upaya menyelesaikan konflik di tubuh Partai Persatuan Pembangun (PPP) terbilang sulit.
Sebab, kedua kubu yang berselisih sama-sama tidak mau mengalah.
"Semua ingin maju, jadi susah (bersatu)," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Kemarin, Rabu (17/2/2016), Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengumumkan kembali berlakunya surat kepengurusan DPP Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar Bandung.
Muktamar Bandung itu sendiri menghasilkan kepengurusan yang dipimpin Suryadharma Ali dan Sekretaris Jenderal Muhammad Romahurmuziy.
Kubu Djan Faridz menolak perpanjangan masa kepengurusan partai hasil Muktamar Bandung yang habis masa baktinya tahun 2015 itu.
Menurut Wapres, di tengah situasi konflik, harus ada pihak yang mengalah untuk mengakhiri persoalan.
Meski pernah bertemu Wapres dalam beberapa kesempatan, kubu Djan Faridz maupun kubu Romahurmuziy tetap tak ingin mengalah.
Meski begitu, Kalla masih berharap agar kedua kubu bisa berdamai dan menyelesaikan semua persolan yang ada di tubuh partai kabah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.