Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung Sindir Hary Tanoe yang Merasa Pemimpin Bangsa

Kompas.com - 05/02/2016, 18:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa Agung Muhammad Prasetyo yakin bahwa pesan singkat dari Harry Tanoesoedibjo kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Tindak Pidana Korupsi Kejaksaan Agung, Yulianto, terkait dengan pengusutan perkara dugaan korupsi melalui restitusi pajak PT Mobile-8 Tbk.

Prasetyo juga berpendapat bahwa pesan singkat tersebut mengandung unsur menakut-nakuti dan mengancam anak buahnya yang memang tengah mengusut perkara tersebut.

"Ada penekanan dan ancaman di (dalam pesan singkat) situ," ujar Prasetyo di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (5/2/2016).

"Pengacara Harry Tanoe yang mengatakan itu sama dengan saat kampanye dan biasa dilakukan oleh pemimpin bangsa, tapi ini kan tidak lagi kampanye. Yang ada, ya kaitannya dengan peristiwa pidana yang sedang disidik Kejaksaan Agung," lanjut dia.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Penjelasan Jaksa Agung - Jaksa Agung, HM Prasetyo, memberi penjelasan terkait eksekusi hukuman mati saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (28/1). Jaksa Agung juga menjelaskan bahwa eksekusi hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba tahap berikutnya akan segera dilakukan.
Prasetyo menyindir bahwa dirinya heran jika memang Harry Tanoe benar-benar pemimpin bangsa, mengapa dia mengirimkan pesan singkat berisi demikian. (Baca: Hotman Paris Tuding Jaksa Agung Cemarkan Nama Baik Harry Tanoe)

"Saya belum pernah bertemu pemimpin bangsa yang mengirimkan pesan singkat seperti (Hary Tanoe) itu. Baru kali ini kami menerima SMS dari orang yang mengatakan dirinya pemimpin bangsa seperti itu," ujar Prasetyo.

Oleh sebab itu, Prasetyo mempersilakan Yulianto melaporkan Harry Tanoe ke Bareskrim Polri beberapa waktu lalu. (Baca: Ini Isi SMS yang Membuat Penyidik Kejagung Laporkan Hary Tanoe ke Bareskrim)

Menurut Prasetyo, laporan itu memang hak Yulianto sebagai personal yang merasa terancam dan ditakut-takuti.

"Sekarang prosesnya ada di Mabes Polri. Kita tunggu saja bagaimana kelanjutan laporan Jaksa Yulianto ini," ujar dia.

Sebelumnya, Yulianto melaporkan Harry Tanoe atas dugaan mengirimkan pesan elektronik berisi ancaman atau menakut-nakuti ke Bareskrim Polri. (Baca: Hary Tanoe Dilaporkan Penyidik Kejaksaan ke Bareskrim)

Laporan itu didasarkan pada pesan singkat Harry Tanoe yang dikirimkan kepada Yulianto pada 5 dan 7 Januari 2016.

Pada Jumat pagi tadi, giliran Harry Tanoe melaporkan Prasetyo dan Yulianto ke Bareskrim Polri. Laporan dibuat karena Prasetyo dan Yulianto menyebut pesan singkat Harry kepada Yulianto itu adalah ancaman.

Menurut Harry, pesan singkatnya kepada Yulianto itu adalah bentuk cita-cita idealnya terhadap bangsa Indonesia. Dia berharap pesan singkat itu didukung oleh Yulianto. (Baca: Giliran Hary Tanoe Laporkan Jaksa Agung dan Anak Buahnya ke Bareskrim)

Sebaliknya, Yulianto malah menganggap itu ancaman dan melaporkan Harry ke Bareskrim Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com