Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Jangan Langsung Tuduh Pesantren Ajarkan Radikalisme

Kompas.com - 04/02/2016, 19:06 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diminta tidak terburu-buru menyimpulkan sebuah pesantren mengajarkan radikal. Permimntaan ini disampaikan setelah BNPT menyebutkan ada 19 pesantren yang terindikasi mengajarkan radikal.

"Jangan langsung dirilis, karena ada beberapa pesantren hanya menjelaskan apa definisi non-muslim, tidak bisa langsung dituduh," ungkap Anggota Komisi VII DPR, Maman Imanulhaq dalam sebuah diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (4/2/2016).

Ia juga meminta agar BNPT melakukan verifikasi terhadap hasil temuan tersebut serta melakukan kerjasama dengan Kementeian Agama.

Kalau pun ditemukan pondok-pondok pesantren terindikasi radikal, kata Maman, maka yang terlebih dahulu harus dilakukan adalah pembinaan terhadap santri-santrinya.

Diwawancara terpisah, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, Cholil Nafis mengatakan MUI akan melakukan kajian kembali terkait kategorisasi yang digunakan BNPT untuk menentukan apakah sebuah pesantren radikal atau tidak.

Ia mengaku mendapatkan informasi temuan BNPT itu melalui media dan statement Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Kami perlu kaji lagi kategori radikalnya gimana. Kalau mengarah, tentu bisa kami bina," tutur Cholil.

Namun, ketika mengancam stabilitas negara, lanjut dia, merupakan tanggungjawab penegak hukum. Cholil memaparkan setidaknya ada 10 kriteria yang ditetapka MUI untuk menentukan apakah sebuah acara sesat atau tidak.

"Beberapa di antaranya mengakui ada nabi setelah Nabi Muhammad, menafsirkan Al-Quran tidak sesuai ketentuan ulama, ada juga yang menyebutkan zakat belum wajib," ujar Cholil.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Nasional
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com