Hingga saat ini, belum ada desas-desus soal siapa kandidat yang dianggap layak menggantikan Badrodin.
Komisioner Kompolnas Muhammad Nasser berharap, siapa pun yang menjadi pengganti Badrodin, hal itu tidak menimbulkan kegaduhan publik.
"Jangan gaduh, jangan ramai. Yang paling penting, jangan lagi ada orang-orang yang buat gaduh dan ramai," ujar Nasser kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2016).
Pengalaman penunjukan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, 2015 lalu, sebut Nasser, cukup menjadi pengalaman pahit yang kontraproduktif bagi stabilitas politik nasional. Kegaduhan yang terjadi tak perlu terulang lagi.
Nasser menjanjikan, Kompolnas akan melakukan penjaringan calon kepala Polri secara akuntabel dan transparan. Ia juga berharap hal sama dilakukan pada penjaringan di internal Polri.
Menurut dia, proses pergantian tanpa kegaduhan akan memunculkan optimisme publik terhadap Polri dan tugas penegakan hukum.
Nasser menyebutkan, proses penjaringan kandidat kepala Polri, baik di Kompolnas maupun internal Polri melalui Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi, seharusnya sudah dimulai sekitar Maret atau April 2016.
"Akhir April itu kami (Polri dan Kompolnas) sudah harus siap nama-namanya untuk diajukan kepada Presiden. Idealnya, Presiden kirim nama ke DPR pertengahan Mei karena DPR punya waktu sekitar lima minggu untuk fit and proper test dan lain-lain sebelum diserahkan kembali ke Presiden," ujar Nasser.
Nasser mengatakan, hal itu adalah perkiraan. Jika Jokowi ingin pergantian kepala Polri dilakukan sebelum waktunya, semua stakeholder tentu menerimanya.
"Yang penting, itu tadi, prosesnya transparan dan akuntabel, jangan ramai, jangan gaduh. Presiden juga jangan ditarik-tarik soal Kapolri ini. Biarlah ini menjadi hak beliau," ujar Nasser.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.