Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Ingin KY Susun SOP untuk Hakim dalam Putus Perkara Korupsi

Kompas.com - 06/01/2016, 13:55 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo mengatakan, selama ini KPK seringkali bersinggungan dengan aparat penegak hukum lain dalam upaya pemberantasan korupsi.

Bahkan, dalam sejumlah kasus, persinggungan itu sampai di meja hijau. Hal itu disampaikan Agus saat bertemu dengan jajaran komisoner Komisi Yudisial di Kantor KY, Rabu (6/1/2015) siang.

Menurut dia, KY memiliki peran strategis dalam membantu KPK memberantas korupsi.

"Anda lihat, KPK sering berhadapan dengan penegak hukum lain. Juga suka dipraperadilankan dengan putusan yang bervariasi," ujar Agus.

Agus mengatakan, KPK ingin agar KY dapat bekerja sama dalam mewujudkan pengadilan yang bersih dan bermartabat.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan KY yakni menyusun standar operasional prosedur hakim dalam memutus perkara yang berkaitan dengan kasus korupsi.

"Dua tahun lalu kita ada MoU dengan KY, kita minta itu kalau bisa diperbaiki supaya nanti ada SOP bagi hakim (dalam menangani kasus korupsi)," kata dia.

Ia menambahkan, KPK tidak bisa bekerja sendiri dalam memberantas korupsi. Meski ada peningkatan Indeks Pemberantasan Korupsi, namun peringkat Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.

"Target pemberantasan korupsi itu bukan hanya KPK, harus ada kerjasama dengan penegak hukum lain. Makanya kemarin ke Polri, Kejaksaan, MK, KY, dan besok ke MA," kata dia.

Sementara itu, Ketua sementara KY Maradaman Harahap menyambut baik rencana perbaikan MoU antara KPK dengan KY.

Ia juga meminta, agar KPK dapat memberikan informasi jika memang menemukan adanya hakim nakal dalam memutus perkara korupsi.

"Untuk saling tukar informasi guna mewujudkan pengadilan bersih," kata Maradaman.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com