Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Banyak Pilihan Calon, Salah Satu Faktor Rendahnya Partisipasi Masyarakat di Pilkada

Kompas.com - 11/12/2015, 16:35 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Juri Ardiantoro menilai, ada sejumlah alasan yang mungkin menjadi penyebab rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2015.

Ia menilai hal itu terjadi karena pilihan calon kepala daerah yang sedikit.

"Misalnya ada semacam apatisme. Mungkin orang tak punya pilihan alternatif. Terutama karena dalam pilkada ini, di sebagian besar daerah, calonnya kan terbatas," ujar Juri di Kantor KPU Pusat, Jumat (11/12/2015).

Dengan pilihan calon yang terbatas tersebut, kata Juri, orang merasa tak punya pilihan dan akhirnya memutuskan tak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Hal lain yang mungkin menyebabkan partisipasi rendah, lanjut dia, adalah karena tidak banyak alat peraga yang terpasang di jalan sehingga membuat orang kurang antusias dalam menyambut Pilkada Serentak.

Diwawancarai terpisah, Ketua KPU Pusat, Husni Kamil Manik menuturkan, indikator partisipasi "rendah" tergantung dari pemilu mana yang dijadikan pembanding.

Menurut dia, jika dibandingkan dengan pemilu kepala daerah sebelumnya, penyelenggaraan Pilkada Serentak 2015 justru sedikit meningkat dari segi partisipasi publik.

Sedangkan jika dibandingkan dengan pemilu presiden atau pemilu legislatif, Husni menambahkan, angkanya memang lebih rendah.

Pilkada Serentak 2015 justru dinilainya lebih efisien jika dibandingan pemilu-pemilu sebelumnya terutama dari segi kampanye.

Meskipun kampanye pemilu sebelumnya cenderung lebih meriah, kata dia, kampanye saat ini lebih terbatasi tapi dampaknya terhadap partisipasi pemilih tidak berbeda jauh.

"Artinya lebih efisien yang sekarang daripada yang lalu. Cara sosialisasinya juga lebih efektif yang sekarang," kata Husni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com