JAKARTA, KOMPAS.com — Para tokoh muda Partai Golkar memprediksi perolehan suara partai berlambang beringin dalam pemilihan kepala daerah serentak mengalami penurunan.
Selain konflik internal partai yang belum juga berakhir, penurunan dinilai terjadi akibat kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo yang melibatkan kader Golkar, yakni Ketua DPR Setya Novanto.
Para kader muda meminta agar pimpinan Partai Golkar menarik dukungannya terhadap Novanto, yang dalam rekaman jelas-jelas menggunakan jabatannya untuk meminta keuntungan dari renegosiasi kontrak PT Freeport Indonesia.
Terlebih lagi, kasus tersebut telah mempertaruhkan kredibilitas partai di mata publik.
"Jika sikap pimpinan tetap dipertahankan, Golkar akan dimusuhi rakyat. Saya kira ini pertaruhan yang besar," kata Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Bali, Ahmad Doli Kurnia, dalam konferensi pers generasi muda Golkar di Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (9/12/2015).
"Dukungan 14 juta suara pada Pemilu 2014, saya kira akan lari," ucapnya.
Para tokoh muda Golkar meminta Setya Novanto dapat menunjukkan sikap kenegarawanan dengan melepas jabatannya saat ini sebagai Ketua DPR.
Sementara itu, DPP Partai Golkar diminta untuk menyiapkan kader lainnya untuk menggantikan Novanto di DPR.
"Kalau partai, ada proses dan mekanisme yang kami lakukan. Jika pimpinan ingin menarik, kami ada rapat pleno, atau rapat harian," kata Doli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.