"Kalau tanpa mereka, saya tidak bisa jadi seperti sekarang," kata Fadli kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Ia pun berkisah, ada salah seorang guru yang berharap ia menjadi seorang profesor. Harapan itu datang dari salah satu dosennya saat menempuh pendidikan menengah atas di American Field Service di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
"Hobi saya sebetulnya matematika dan fisika. Saya ambil kalkulus. Itu gurunya Fred Fakka, baru meninggal juga. Fred Fakka ini ingin saya suatu hari menjadi seorang profesor matematika," kata dia.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Negeri Paman Sam itu, Fadli kembali ke Indonesia.
"Beliau kirim ke saya buku-buku kalkulus, beratnya minta ampun, sampai 15 kilogram. Setiap bukunya ditulisi oleh Beliau, 'I hope one day you will be the proffesor of the mathematics'," kenang dia.
"Namun, waduh itu enggak kesampaian (keinginan guru)," lanjut politisi Partai Gerindra itu.
Selain Fred, ada sosok dosen yang juga dihormati Fadli ketika menamatkan strata satu di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Fadli, yang mengambil jurusan Sastra Rusia itu, mengaku sangat kagum dengan sosok almarhum Dr Singkop Boas Boangmanalu yang mengampu mata kuliah Sejarah Pranata Uni Soviet dan Sejarah Federasi Rusia.
"Dia itu dosen yang anggap mahasiswanya sejajar, tidak mau mendikte. Dia tipikal dosen yang tidak mau mempersulit mahasiswa," kata dia.
Menurut Fadli, tidak sedikit dosen yang hobi mempersulit mahasiswanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.