MONTREAL, KOMPAS.com - Indonesia bertekad menjadi anggota dewan dalam badan PBB yang bergerak dalam mengembangkan teknik dan prinsip utama dalam penerbangan sipil, International Civil Aviation Organization (ICAO).
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pun meminta mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo untuk memimpin delegasi yang memperjuangkan Indonesia masuk jadi anggota dewan ICAO.
Pengalaman Indroyono sebagai Direktur Sumber Daya Perikanan di Badan PBB bidang Pangan dan Agrikultur (FAO), menjadi salah satu alasan dan optimisme bagi Indonesia untuk bisa masuk menjadi anggota dewan ICAO.
"Ini suatu tantangan yang tidak ringan, namun sekaligus peluang," ujar Indroyono, sebelum menghadiri ICAO World Aviation Forum di Montreal, Senin (23/11/2015) pagi waktu setempat.
Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah perbaikan kualitas dalam aspek teknis penerbangan sipil. Aspek teknis harus dibenahi agar sesuai standar ICAO.
"Khususnya (standar ICAO) di bidang keselamatan penerbangan, yaitu Universal Safety Oversight Audit Program," ucap Indroyono.
Potensi Indonesia
Meski begitu, Indonesia memiliki sejumlah potensi dan keunggulan yang menjadikan Indroyono yakin bisa mencapai misi tersebut.
Dari sisi wilayah misalnya, empat dari sembilan jalur utama penerbangan yang menghubungkan Asia, Australia, dan negara tepian Samudera Indonesia dikendalikan Flight Information Region di Cengkareng dan Ujung Pandang.
Jumlah penerbangan sipil di Indonesia juga sangat besar, yaitu 277 jalur domestik yang menghubungkan 116 kota di Indonesia. Selain itu, ada 129 jalur internasional yang menghubungkan 51 kota di 27 negara.
Jumlah penumpang pesawat di Indonesia juga mencapai 94 juta orang per tahun. Angka ini merupakan terbesar ketiga di Asia dan peringkat kedelapan di dunia.
Dari sisi bisnis juga memperlihatkan angka yang besar. Jumlah pesawat dengan registrasi Indonesia, yaitu PK, berjumlah 1.142 dan diproyeksikan menjadi 1.580 pesawat di 2019.
"Ini membuat pabrikan pesawat seperti Boeing dan Airbus sibuk kebanjiran order dari maskapai-maskapai di Indonesia," ujar Indroyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.