JAKARTA, KOMPAS - Ruang pleno Komisi Pemilihan Umum di Jakarta, Minggu (8/11) pagi, diramaikan wajah-wajah anak muda belia. Mata mereka menatap lekat layar komputer jinjing di depannya.
Ada lebih dari 20 meja disusun di ruang pleno itu. Seperti layaknya ujian semester, setiap tim, yang terdiri atas satu hingga empat orang, membangun "koloni" kecil di tiap meja.
Sebanyak 42 tim berlomba dalam ajang "Pilkada Serentak Apps Challenge" yang digelar Komisi Pemilihan Umum serta Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).
Farida (22), Ika (21), dan dua temannya sedang membuat aplikasi untuk gawai. Mereka menampilkan nama-nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang berkompetisi merebut jabatan pemimpin di 260 kabupaten/kota dan sembilan provinsi dalam aplikasinya.
Tak lupa mereka menampilkan video animasi cara memberikan suara dengan benar serta notifikasi hitung mundur pilkada serentak.
"Target kami membantu memberi informasi dan pengetahuan soal pilkada lewat aplikasi karena sekarang orang-orang, kan, tidak lepas dari gawai (gadget)," tutur Farida.
Ridwan Sumantri (35), yang membuat aplikasi "Pemilu Akses", malah memiliki target yang lebih spesifik
Ia merancang aplikasi berbasis situs (website) untuk membantu para pemilih difabel mengenali visi dan misi para calon kepala daerah di sekitar mereka.
Bahkan, Ridwan menambahkan alat yang bisa membantu pengguna dengan gangguan penglihatan mengenali para kandidat pilkada.
Generasi baru
Ketua KPU Husni Kamil Manik menuturkan, lomba aplikasi ini merupakan bagian dari upaya KPU merangkul pengguna internet yang kini jumlahnya sudah 80 juta jiwa di Indonesia.
Husni berharap aplikasi internet soal pilkada dapat menarik perhatian para pengguna internet agar mereka pun berpartisipasi aktif pada penghitungan suara.
"Kalau bisa, kami juga berharap pengguna internet yang berjumlah 80 juta jiwa itu juga bisa berpengaruh pada lingkungannya. Penting bagi KPU untuk berhubungan dengan kelompok masyarakat ini sesuai dengan cara mereka berkomunikasi dan kebutuhan yang mereka inginkan," ujar Husni.