JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M Nasir mengatakan, jumlah lahan yang terbakar di Sumatera dan Kalimantan tahun ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan kebarakan yang terjadi di tahun sebelumnya.
Namun, dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran dan bencana asap saat ini lebih tinggi daripada 2014.
"Tahun 2014 jumlah lahan yang terbakar tidak terlalu luas dibandingkan tahun sekarang. Tapi dampaknya lebih besar tahun sekarang," kata Nasir di kantornya, Kamis (5/11/2015).
Berdasarkan data estimasi luas daerah yang terbakar periode 1 Juli - 20 Oktober 2015 yang dimiliki Kemenristek Dikti, lahan gambut yang terbakar di Sumatera sebesar 267.974 hektar. Sedangkan, lahan gambut yang terbakar di Kalimantan sebesar 319.386 hektar.
"Untuk lahan non-gambut yang terbakar di Sumatera seluas 565.025 hektar dan 487.431 hektar di Kalimantan. Totalnya untuk di Sumatera 832.999 hektar, dan di Kalimantan 806.817 hektar," ujarnya.
Sementara itu, meski menyebut kebakaran lahan saat ini memiliki dampak lebih besar, tapi Nasir tak menyebut perbandingan luas lahan yang terbakar pada 2014 lalu. Begitu pula dampak yang ditimbulkan dari kebakaran sebelumnya.
Lebih jauh, Kemenristek Dikti kini tengah menyusun rencana untuk membangun konsorsium riset kebencanaan.
Pembangunan yang akan melibatkan sejumlah perguruan tinggi itu diharapkan rampung pada Desember 2015.
Nasir menambahkan, konsorsium itu nantinya bertugas menyusun sistem manajemen kebencanaan. Dengan sistem itu pemerintah dan perguruan tinggi akan menyiapkan langkah terpadu prabencana, saat bencana dan pascabencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.