Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ray Rangkuti: Kabinet Jokowi-JK Tidak Jelas Ideologinya

Kompas.com - 26/10/2015, 14:34 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, menilai, dalam setahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, tubuh kabinet diwarnai terlalu banyak ideologi dan kepentingan. Ray menilai, salah satu kelemahan dalam rezim Jokowi di satu tahun terakhir ini adalah ketidakmampuan dalam menjalin komunikasi yang baik dengan kabinet.

"Kabinet Pak Jokowi ini boleh disebut masih kabinet warna-warni. Tidak jelas juga ideologinya," ujar Ray dalam acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2015).

Ray menambahkan, hal tersebut disebabkan kabinet diisi oleh orang-orang yang memiliki ideologi liberal, seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, tetapi juga diisi oleh orang-orang berideologi anti-liberal, seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli.

"Jadi, tidak mengherankan jika kedua kubu ini terus-menerus bertengkar. Lebih-lebih jika tidak bisa dijembatani dengan baik oleh Jokowi dalam rapat-rapat kabinet," kata Ray.

Lebih jauh, Ray juga melihat adanya ketidakakraban antara Jokowi dan Jusuf Kalla dalam beberapa kesempatan. Hal tersebut dinilai negatif karena yang terlihat adalah lebih banyak perbedaan pendapat ketimbang kesamaan pendapat.

"Contohnya bagaimana perbedaannya, yang terakhir soal Lino, soal kereta api cepat, termasuk Jaksa Agung. Katanya sekarang agak beda pandangan antara jokowi dan JK," tutur Ray.

Ray menyarankan agar pemerintah segera melakukan reshuffle kabinet jilid kedua agar tidak ada lagi kesenjangan ideologi dari yang sangat liberal sampai anti-liberal, terutama jika dikaitkan dengan semangat Nawacita yang menjunjung anti-liberalisme.

"Orang-orang seperti Rini Soemarno sebaiknya memang di-reshuffle oleh Jokowi. Di luar itu (perbedaan ideologi), kita juga tidak dengar prestasinya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com